Mendampingi Anak Masuk SMK
Tulisan ini dibuat berdasarkan permintaan banyak orang tua para siswa/siswi SMK yang sudah pernah menikuti pengarahan Penguatan Pendidikan Karakter yang diselenggarakan di sebagian besar SMK Negeri dan Swasta Indonesia.
Menurut orang tua siswa, untuk mendampimngi anak selama 3-4 tahun tidak bisa hanya mendengarkan penceraha selama 2 jam. Seiring perkembangan zaman, rang tua juga ingin fokus membimbing anak untuk mencapai keberhasilan pada masa depan.
Anak sudah lebih dulu mengikuti zaman nya sedangkan orang tua masih belum siap menghadapi perkembangan zaman dan masih terjebak pada zamanya. Anak zaman sekarang sudah terbilang ahli dalam penggunaan teknologi digital, sedangkan kebanyakan orang tua belum tahu banyak tentang tentang informasi teknologi digital.
Buku ini diharapkan bisa membantu para orang tua untuk mendampingi anak yang duduk di bangku SMK untuk membangun karakter dan tidak terpengaruh oleh perkembangan teknologi digital.
BERANJAK DEWASA
Tanda anak memasuki usia dewasa dan akan melepaskan sifat kekanak-kanakanya adalah ketika mereka lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau SMP/MPS. Orang tua masih belum menyadari bahwa saat itu normalnya di sebut masa Akil Baligh.
Pada masa ini, peran orang tua sangatlah vital, karena anak akan dihadapkan dengan suatu pilihan dimana jawabanya bisa berasal dari diri sendiri atau si anak memilih suatau pilihan hanya “karena teman”.
Orang tua harus bisa memahami si anak dalam posisi yang mana. Berdiskusi santai dengan anak bisa menjadi solusi untuk perkembangan pikiran anak agar menjadi lebih dewasa dalam menentukan pilihan dan yang tidak kalah penting adalah si anak bisa bertutur dengan bahasa yang lebih baik.
SLTA (SMA/SMK/MA) juga turut mengundang pembicara untuk memotivasi siswa kelas 9 menjelang pelaksanaan UN SMP sederajat disekolahnya. Orang tua sebaiknya memberi saran kepada anaknya untuk menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh motivator. Setelah itu orang tua bisa meminta anak untuk menceritakan informasi apa yang si anak dapat untuk dijadikan bahan pertimbangan dan lagi-lagi lakukan diskusi santai dan mintalah pendapat si anak.
Ketika anak sudah memiliki kepercayaan diri dan sudah bisa memilih sekolah kesukaanya berdasarkan hati atau mengikuti temanya, ini adalah bagian dari proses pendewasaan. Anak harus dibebaskan memilih sekolah yang mereka suka agar kedepanya tidak ada alasan malas sekolah.
Disini yang harus dilakukan orang tua adalah merestui kemauan anak, dan orang tua sebaiknya tidak memiliki pendapat untuk anak dimana si anak harus melanjutkan sekolah dan jangan pernah membandingkan berhasilnya anak tetangga karena mengikuti kemauan orang tua dalam menentukan sekolah. Biarkan anak yang membebaskan diri dan hatinya menentukan pilihanya.
Orang tua harus mengingatkan anak untuk bertanggungjawab atas keputusan dan pilihanya. Dengan ini, orang tua sudah mulai berperan aktif sebagai sahabat dan menyadari betapa pentingnya sekolah saat kelulusanya dari SLTP.
LEBIH MENGENAL SMK LEBIH DEKAT
Sekolah Menengah kejuruan (SMK) memiliki 9 bidang keahlian dengan 48 program bidang studi keahlian dan 148 kompetensi keahlian (sesuai Spektrum Kurikulum 2017) artinya semua jurusan menyalurkan bakat, minat dan hobby dan lowongan kerja yang tersedia bagi anak yang akan melanjutkan ke SMK. Belajar di SMK juga mendapatkan mata pelajaran umum seperti, Agama, Olah Raga, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan sebgainya disesuaikan dengan kompetensi keahlian.
Keistimewaan SMK yang lain adalah praktek langsung di sekolah sesuai kompetensi keahlianya dan juga praktek kerja lapangan di perusahaan-perusahaan yang menampung siswa praktek selama 3 s/d 6 bulan guna mempersiapkan diri untuk berkerja setelah tamat dari Pendidikan SMK.
Tamatan SMK juga berhak melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi dengan jalur SNMPTN/SBMPTN dan bisa lewat daftar Bidik Misi (Beasiswa Kuliah) serta kuliah Ikatan Dinas, atau bisa pula melanjutkan menjadi anggota TNI/POLRI.
Dan, yang terpenting adalah para siswa mendapatkan bimbingan dan latihan untuk menjadi pengusaha agar memiliki jiwa kewirausahaan sejak muda dan sejak duduk di bangku SMK.
LKS
Lomba Kompetensi Siswa (LKS) diselenggarakan setiap tahunya mulai tingkat sekolah berjenjang ke tingkat rayon, kabupaten, kotamdya hingga berlanjut ketingkat Provinsi dan Nasional, bahkan berkanjut ketingkat ASEAN dan Dunia.
UNTUK APA SEKOLAH ?
Ketika ditanya, untuk apa menyekolahkan anaknya ? hampir 100% menjawab agar anak jadi pintar.
Tapi, mungkin masih ada jawaban yang tidak pernah terungkap. Selain “Agar anak jadi pintar”, orang tua juga menginginkan anaknya supaya berhasil dimasa depan, artinya orang tua tidak menginginkan anaknya jatuh misikin, karena salah satu tujuan sekoalh adlah menghapus kemiskinan.
Orang tua di tuntut bisa memberi penjekasan secara hakiki kepada anaknya, bahwa melanjutkan Pendidikan formal ke SMK berarti Sekolah Menghapus Kemiskinan.
Menimba Pendidikan di SMK tidak hanya sekadar menimba ilmu dan pengalaman tetapi belajar di Sekolah Mencari Kehidupan dan prestasi. Rajin ke Sekolah, Belajar, Membantu orang tua adalah pangkal dari kehebatan siapa pun.
KUNCI KEBERHASILAN SISWA SMK
Siswa SMK haruslah paham dan menyadari kode etik, etika, etos anak. Ada beberapa point yang harus dijalani seperti :
- Menghormati Orangtua dan Guru.
Menghormati Orangtua adalah perintah agama yang tidak boleh dilanggar dan merupakan kewajiban anak. Hal ini adalah bagian dari persiapan diri dari anak yang suatu saat kelak akan menjadi orangtua juga. Maka anak yang menghormati orangtuanya akan menjadi anak yang terhormat dikemudian hari.
Jika dirumah sudah terbiasa menghormati orangtua, maka hormat pada guru disekolah adalah hal yang akan selalu dilakukan begitu pula sebaliknya.
Orangtua juga merupakan guru abadi dan guru terbaik sepanjang hidup jadi menghormati orangtua adalah bagian penting pada kehidupan.
- Sudah Bisa Bangun Pagi Sendiri
Bangun pagi adalah kodrat alamiah setiap manusia. Manusia dewasa haruslah bisa melakukan hal ini, bangun pagi tanpa bantuan orangtua adalah representasi dari kedisiplinan. Hal ini harus dibangun pada diri masing-masing siswa sejak dini.
- Sudah Mampu Mencuci Baju dan Seragam Sekolah
Mencuci baju dan celananya sendiri adalah bagian dari latihan kemandirian yang sangat mendasar. Bertanggung jawab kepada dirinya sendiri untuk melengkapi kebutuhan dirinya sendiri.
Dalam hal ini, anak akan berlatih tentang prioritas. Mana pakaian yang paling kotor dan perlu perhatian lebih dalam proses permbersihan. Anak juga akan tau apa penyebab pakaian kotor sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Anak berlath kemandirian agar suatu saat kelak jika mereka harus pergi merantau jauh dari rumah dan orangtua, mereka sudah biasa melakukan semua sendiri.
- Melaksanakan Kewajiban Agama Tanpa Perintah Orangtua atau Guru
Melaksanakan kewajiban agama tanpa perintah orangtua atau guru merupakan kenikmatan tersendiri. Anak harus memanfaatkan waktu sehat dan bugar untuk melaksanakan kewajiban beragama. Proses ini merupakan wujud dari pembentukan karakter yang bertanggungjawab.
- Belajar Dirumah Tanpa Perintah Orangtua
Belajar dirumah dengan kesadaran diri sendiri tanpa diperintah oleh orang tua merupakan langkah yang sangat baik untuk menunjang rasa tanggungjawab dan haus akan ilmu. Banyak siswa yang setelah usai kegiatan belajar disekolah memutuskan untuk bermain. Bukan berarti bermain itu dilarang, tapi sebagai siswa, mereka harus bisa memprioritaskan mana yang lebih mereka butuhkan. Dengan belajar dirumah maka si anak akan bisa menyerap ilmu lebih banyak dan hasilnya tidak akan mengecewakan. Dalam hal ini, Intensitas belajar harus lebih banyak daripada bermain. Orangtua bisa mengawasi apa yang anak lakukan, jangan melarang anak bermain tapi beri pengertian bahwa belajar adalah prioritas tama mereka sebagai siswa. Saat libran sekolah adalah waktu untuk bermain dan Refresh otak mereka.
- Menjaga Kebersihan dan Kerapihan Diri
Tahap ini adalah tahap dimana peran orangtua sangat dibutuhkan. Untuk anak laki-laki, peran ayah sangat vital dalam mengajari anaknya bagaiman berpenampilan rapih, bersih dan santun seperti rambut pendek dan memotong kuku. Ayah bisa menemani anak pergi ke salon untuk memotong dan merapikan rambutnya atau lebiha baik ketika si ayah bisa mencukur rambut anaknya. Ayah bisa memberi wejangan kepada anak sembari mencukur rambut. Tahap ini merupakan bagian penting untuk interaksi batin kepada anak. Pada fase ini anak sedang menjalani tahap dimana si anak ingin dibebaskan, mereka tidak mau keinginan mereka dibatasi atau bahkan dilarang. Jadi pendekatan emosional dari orang tua sangat diperlukan disini. Untuk siswi perempuan bisa berkonsultasi kepada ibu nya. Jika mereka adalah seorang muslim, mereka akan diarahkan bagaimana berpenampilan selayaknya perempuan muslim. Mengenakan jilbab dan menggunakan pakaian tertutup yang tidak memperlihatkan aurat adalah pola pembentukan diri yang diajarkan oleh agama, karena untuk muslim dan Muslimah bab pertama dalam ilmu Fiqih adalah Toharoh/Bersuci. Menjaga kebersihan dan kerapihan diri adalah bagian esensial dalam pembentukan karakter anak.
- Tidak Menyalahgunakan Media Sosial
Pada zaman ini, Media Sosial merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan terutama oleh para anak muda. Sejatinya, Media Sosial diciptakan untuk saling memberi informasi dan berbagi hal-hal positif, tapi seiring berjalanya waktu, justru banyak masalah yang timbul dari Media sosial. Penyebaran isu SARA, Penebaran Kebencian, Sharing konten Porno, kasus penculikan bahkan Bunuh diri sudah dilakukan secara Live di Media Sosial. Pemerintah mengeluarkan undang-undang ITE untuk memberi batasan pada konten media sosial yang sudah terlampau provokatif. Peran guru dan orangtua disini sangatlah vital. Guru dan orangtua harus berkerjasama dalam menuntaskan masalah “kecanduan medsos”, dan harus dilakukan penyuluhan agar siswa mengerti bahwa konten di media sosial seperti pisau bermata dua, di satu sisi bisa sangat bermanfaat dan di sisi lain sangatlah mematikan. Kampanye internet positif juga belum bisa menutup lajur situs dan konten eksplisit dan porno, hingga akhirnya Google sebagai perusahaan IT terbesar di dunia membuat sistem Safe Search. Sistem ini diharap bisa menekan laju konten negative untuk muncul ke permukaan dan diharap membantu mendorong konsep internet positif untuk tampil lagi sebagai filter untuk para netizen yang “haus” informasi dari internet.
- Tidak Merokok dan Menjauh Dari Jangkauan Asap Rokok
Tidak pernah ada yang mengajurkan siapa pun untuk merokok, karena dampaknya sangatlah buruk untuk kesehatan si perokok aktif dan perokok pasif. Tapi kenyataanya, sudah banyak siswa sekolah dasar yang dengan santainya merokok didepan umum, dan untuk anak sekolah lanjutan tingkat atas, sudah bukan hal yang aneh untuk khlayak jika melihat mereka merokok. Semua pihak berwenang harus ikut berpartisipasi menuntaskan masalah ini, terutam untuk para siswa, mereka sebaiknya menjaga kesehatan mereka dengan tidak merokok karena untuk meraih cita-cita dibutuhkan fisik dan mental yang sehat.
- Tidak Menggunakan Narkoba, Narkotika, Minuman Alkohol dan Zat Adiktif Lainya.
Menggunakan Narjoba berarti sudah kontrak mati. Bagaimanapun pengguna narkoba seperti sudah tidak punya harapan lagi, sangat sedikit yang bisa terlepas dari jeratan narkoba baik dari pihak pengguna dan pengedar. Semua pihak perlu bertanggungjawab akan masalah narkoba ini, pendekatan emosional dari orang tua harus sering dilakukan, sampaikan dengan santai, dengan bahasa dan istilah yang si anak kenal, perlahan tapi pasti tertanam dihati anak. Jika perlu berikan sedikit rasa takut, berikan visualisasi tentang bagaimana mengerikanya para “jungkie” yang banyak mati karena narkoba, atau para pengedar yang di hukum seumur hidup bahkan di hukum mati. Peran guru disekolah juga sebagai pembimbing dan pengawas anak, apa yang mereka lakukan dalam lingkungan sekolah. Lalu pemerintah juga harus lebih gencar memberi penyuluhan tentang bahaya narkoba. Dengan menjalani itu semua, maka sedikit demi sedikit masalah narkoba bisa diselesaikan dan para siswa bisa melanjutkan Pendidikan mereka dan meraih cita – cita.
- Tidak Melanggar Peraturan Agama
Sembilan hal diatas tidak akan berjalan tanpa doa dan ikhtiar kepada Tuhan yang maha ESA. Lalu permasalahan paling besar justru timbul di fase ini, dimana setiap individu seharusnya menaati perintah agama, tapi kenyataanya pelanggaran aturan agama sudah biasa dilakukan oleh masyarakat modern. Seks bebas, mabuk-mabukan dan masih banyak hal yang tidak terpuji justru malah lumrah dilakukan. Banyak terjadi kasus siswa/siswi yang melakukan hubungan seksual seperti layaknya pasangan suami istri. Banyak pula kasus hamil duluan dan akhirnya di gugurkan, ada juga yang akhirnya menikah dan cita-cita yang sudah dibangun sejak dulu lenyap begitu saja. Masa muda terrengut akibat nafsu sesaat. Ini adalah fase paling mengkhawatirkan, dimana banyak anak sekolah yang pacaran dan hubungan itu berlangsung “kelewatan”. Pendidikan seks sejak dini memang perlu dilakukan dalam keluarga. Orangtua harus memberi tahu bagaimana konsekuaensinya jika anak-anak berani melakukan hubungan seks diluar nikah. Masalah ini harus diberi perhatian khusus dari semua pihak untuk masa depan yang lebih baik.
MENJAGA POLA HIDUP dan MAKANAN SEHAT
Membuat tattoo dan mentindik bagian tubuh yang tidak seharusnya terutama untuk laki-laki adalah hal yang bisa menjadi masalah besar di masa depan. Saat tes kesehatan di perusahaan tempat kita ingin berkerja, tattoo dan tindik bisa menjadi penyebab kegagalan. Karena seperti dijelaskan diatas, kebersihan dan kerapihan adalah point penting untuk menjadi individu yang maju.
Menjaga makanan juga hal yang sangat penting. Siswa biasaya selalu makan makanan praktis yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan seperti gorengan, es dan yang lainya. Orangtua juga sebaiknya melakukan pengawasan disertai dukungan terhadap kesehatan anak. Orangtua bisa membuat makanan sehat untuk dibawa ke sekolah untuk menghindari anak “jajan” makanan tidak sehat, asupan makanan sehat sangat penting untuk perkembangan otak siswa.
KENAKALAN YANG MELAMPAUI BATAS
Tawuran sudah menjadi momok bagi pihak sekolah dan orangtua sejak berpuluh puluh tahun lalu. Tawuran biasanya hanya di picu masalah sepele, seperti saling ejek. Tapi masalah makin besar sampai harus diselesaikan dengan pertarungan. Tidak sedikit korban luka dan meninggal ketika tawuran. Masa SMK memang masa yang paling rawan. Disana siswa ingin mencari jati diri dan menunjukan eksistensi mereka. Mereka akan langsung tersinggung apabila sedikit harga diri mereka di usik.
Perubahan perangai dan sikap menjadi semacam “Shockwave” untuk orang tua. Ada orangtua yang bisa menangani masalah ini sehingga anak kembali pada kodratnya sebagai pelajar. Ada pula yang gagal menangani masalah ini dan harus “kehilangan” anak mereka. Pada usia ini anak memang mencapai masa yang dinamakan masa “puber”. Mereka mulai menyukai lawan jenis dan mereka ingin di akui oleh orang lain.
Mereka akan melakukan apapun demi pengakuan. Jika hal yang dilakukan untuk mendapat pengakuan adalah hal positif seperti menjuari lomba-lomba akademis seperti lomba debat maupun non akademis seperti lomba bernyanyi, maka sekolah dan orangtua telah berhasil menjadikan anaknya anak yang berhasil.
Orangtua juga sesekali bisa memeriksa tas anaknya, periksa juga alat komunikasinya. Lalu para orangtua siswa/siswi dan pihak sekolah bisa menjalin kerjasama untuk menanggulangi tawuran antar sekolah.
PENCEGAHAN KELAKUAN DILUAR BATAS SISWA
Banyak kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler yang diselenggarakan pihak sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler biasanya dilakukan diluar jam sekolah, hal ini banyak disalah artikan oleh orang tua siswa.
Osis dan Pramuka misalnya, kegiatan ini tidak jarang mengambil lokasi diluar sekolah, misalnya kegiatan berkemah atau latihan kepemimpinan. Orang tua harus paham bahwa kegiatan ini kegiatan positif, dan bisa menjadi alternatif untuk mencegah tawuran.
Olahraga dan kesenian juga sarana pembentukan jasmani dan mental yang sehat. Olahraga selain membentuk jasmani yang sehat dan kuat, bisa membangun jiwa sportifitas. Kegiatan olahraga sangatlah baik untuk meredam aksi tawuran. Lalu kegiatan seni juga sangat baik untuk membangun mental dan hati. Pasalnya seorang seniman dinilai lebih memiliki hati yang lembut.
Bagaimanpun kegiatan yang diadakan pihak sekolah merupakan jalan keluar untuk menampung “passion” para siswa. Sekolah dengan resmi membentuk dan menjalankan kegiatan ini, pastinya ada pengawasan dari setiap kegiatan. Jadi orangtua tidak perlu khawatir.
LULUSAN SMK harus SANTUN MANDIRI dan KREATIF
Standard karakter yang baik bagi lulusan SMK adalah Santun Mandiri Kreatif, ini pengertianya :
Santun
Santun merupakan karakter menghormati dan sangat menyatu dengan yang lebih tua, lebih muda, sesamanya, menghormati budaya, peradaban, peraturan, kesusilaan, undang-undang dan SOP. Menghornati guru adalah perwujudan sikap santun. Santun berarti menggunakan kata-kata yang baik dan sopan juga memperlihatkan sikap simpati dan empati kepada semua orang.
Mandiri
Mandiri adalah sikap tidak menggantungkan diri dan bertumpu pada orang lain. Siswa/siswi harus mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah mereka sebisa mungkin tanpa bantuan orang lain. Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, tidak mencontek merupakan wujud hakiki dari kemandirian. Siswa/siswi harus bertanggungjawab atas apa yang dia pelajari dan harus menerima apapun hasil yang di dapat nanti. Mandiri juga bisa melatih siswa/siswi untuk memiliki jiwa besar, karena sikap ini sangat bermanfaat untuk masuk ke dunia kerja nanti.
Kreatif
Kreatif adalah kemampuan bersikap dan berfikir untuk mewujudkan gagasan atau ide yang inovatif. Untuk bersaing di dunia kerja, siswa/siswi SMK harus mampu berfikir dan bersikap kreatif, mereka harus menciptakan gagasan yang belum pernah ada sebelumnya, menciptakan mahakarya yang di sukai khalayak banyak.
Lalai Ber-ETIKA
Di Jalan : Maut Menanti Setiap Saat
Di Media Sosial : Penjara Menanti Hidup Mu
Di Sekolah : Kegagalan Menjemputmu
Di Lingkungan : Menuai Pengucilan
Di Rumah : Dijauhkan Dari Rezaki
Di Pekerjaan : Berakhir Pemecatan
Di Mana Pun : Menuai Petaka
*) Gusmar
NASIHAT ORANGTUA
Ada istilah orangtua juga pernah muda. Artinya, orangtua lebih punay pengalaman dibandingkan anaknya. Ketika orangtua selalu “bawel” kepada anaknya, itu berarti orangtua ingin anaknya lebih maju daripada orangtuanya. Orantua pasti akan sangat sering memberi wejangan agar anaknya hidup lebih baik dan berada dijalan yang benar dalam konteks kehidupan beragama dan sosial.
Tapi yang sering terjadi adalah, ketika memasuki fase Akil Baligh, anak justru memahami nasihat orangtua sebagai suatu penghalang. Mereka merasa ruang gerak mereka dibatasi, mereka yang ingin bebas melakukan hal apapun merasa di kekang. Harusnya, siswa/siswi memahami arti kata-kata orangtua. Orangtua takut anaknya ikut pergaulan bebas, takut anaknya tawuran dan bebagai macam hal negative lainya. Dari rasa khawatir dan takut ini timbul sikap cenderung mengawasi secara intens, siswa/siswi akan selalu dtanya darimana mereka, mau kemana, apa yang sedang dilakukan bahkan masih ada orangtua yang rela mengantar jemput anaknya sekolah, padahal anaknya sudah duduk dibangku SMK.
Orangtua sangat merindukan senyum manis anaknya, bukan muka jengkel atau marah ketika diberi nasihat. Karena senyum anak berdampak besar bagi psikologi oangtua, orangtua akan bertambah semangatnya dalam mencari nafkah untuk anaknya. Senyum anak juga merupakan representasi dari ras syukur atas apa yang diberikan orangtua. Punya anak penurut merupakn dambaan setiap orangtua di dunia ini. Tidak ada orangtua yang ingin menjerumuskan anaknya ke jalan yang salah, orangtua hanya ingin anaknya menjadi pribadi yang Santun, Mandiri dan Kreatif seperti tujuan utama sekolah di SMK.
Orangtua tidak akan pernah meminta balas jasa dari anaknya, mereka Cuma menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Maka dari itu, SMK dinilai wadah yang teapat untuk membangun karakter anak. Mereka secara langsung diajarkan dan dibimbing untuk siap kerja dan bertanggungjawab atas pekerjanya.
Setiap orangtua juga menginginkan anaknya menjadi penerus mereka. Melanjutkan apa yang belum bisa tercapai. Dan, menjadi tulang punggung mereka.
Guru dan orangtua selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Bukan perkara mudah untuk mengasuh anak dari kecil hinga dewasa, untuk guru tidaklah mudah membimbing 20 anak dalam satu kelas, mereka punya sifat dan sikap yang berbeda. Guru harus bisa membaur agar siswa merasa nyaman saat berada di sekolah.
Intinya, saat orangtua dan guru memberi nasihat, berarti mereka ingin yang terbaik untuk anak/siswa. Mendengarkan nasihat juga merupakan sarana pembentukan karakter yang berjiwa besar. Banyak orang yang senang di dengar tapi tidak mau mendengar. Jika dibahas dalam konsep ilmu komunikasi, Komunikator adalah Orangtua/guru dan Komunikan adalah anak/siswa. Masing-masing individu punya konsepsi kebahagian sendiri, akan ada “noise” saat proses komunikasi, artinya apa yang orangtua inginkan dan anak inginkan belum tentu sama. Jika tidak ada kesamaan konsepsi kebahagian, maka tidak aka nada “feedback” dari komunikan. Komunikan yang pasif menjadi penghalang penyampaian isi pesan yang baik dan efektif. Maka orangtua/guru sebagai komunikator sebisa mungkin memahami apa yang anak/siswa rasakan dan alami. Dengan memahami itu semua, maka akan terjalin ikatan emosional dan proses mendidik, menasihati akan berjalan dengan lancar. Mencoba masuk ke dunia anak merupakan salah satu jalan untuk mencapai konsepsi kebahagiaan dari kedua belaj pihak. Orangtua tidak terkesan otoriter dan si anak tidak terkesan membangkang. Semua punya visi dan misi yang sama. Dengan banyak berinteraksi dengan anak seperti bincang santai, beribadah berjamaah dengan keluarga, bisa menjadi solusi untuk anak yang “keras” hati dan pikiranya menjadi lembut dan bersahaja.
Selalu panjatkan doa kepada Tuhan yang maha esa, dan terus berinteraksi kepada anak akan membantu proses pengembangan diri anak dan menjadi pembelajaran bagi orangtua.
PENYEBAB “NGANGGUR”
Hidup adalah proses, dengan selesai mengikuti pencerahan tidak serta merta anak akan langsung sukses dan meraih cita-citanya.
Banyak upaya yang harus dijalani, butuh waktu. Kata orang bijak, “Hasil tidak akan berdusta kepada usaha”. Maka memang perlu ihktiar yang lebih dan doa yang tidak terputus untuk meraih harapan.
Saat proses melamar kerja banyak tahap yang harus dilewati, seperti seleksi administrasi, psiko tes, wawancara dan tes kesehatan. Banyak factor yang membuat anak tidak lolos seleksi, misalnya ketidaksiapan dokumen saat seleksi administrasi atau tidak lolos tes kesehatan karena kondisi fisik yang tidak stabil akibat kebiasaan hidup tidak sehat saat masih sekolah dulu. Semua itu adalah masalah baru yang harus dihadapi dan sedikit banyaknya menjadi momok bagi para pelamar kerja.
Intinya, para lulusan SMK yang sudah di gembleng saat sekolah, harus memperhatikan tiap detail yang diminta saat melamar pekerjaan. Siapkan segala keperluan administrative, mental dan fisik secara matang. Untuk yang memiliki eiwayat penyakit bisa cek kesehatan ke dokter atau puskesmas. Lalu bagi yang sehat jasmani juga perlu mempersiapkan mental secara baik. Tes wawancara menjadi langkah akhir untuk bisa berkerja di suatu tempat. Maka perlu kesiapan secara matang dari pelamar.
Dengan mempersiapkan semua secara detail dan lengkap, maka kemungkinan untuk diterima di perusahaan tempat melamar kerja menjadi lebih besar. Sisanya, serahkan kepada Tuhan dan banyak berdoa meminta petunjuk dan rezekinya.