SMP NEGERI 2 Pandan Nauli Mewakili FLS2N dan LPSN Tingkat Nasional

Motif batik bergambar ikan nemo karya Bella Irene Sihotang, siswi kelas VIII SMP Negeri 2 Pandan Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara ini membuat juri “Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Cabang Desain Motif Batik” kepincut. Setelah menang di tingkat kabupaten dan provinsi, karyanya itu akan beradu di kancah nasional.

Sama halnya dengan hasil penelitian ilmiah Linda Roman Habeahan dan Nona Amelia Sari Nasution, juga siswi sekolah unggulan itu, yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Lubuk Larangan Persaudaraan dalam Pendayagunaan Sumber Daya Air Sungai Lumut Kabupaten Tapanuli Tengah”. Karya keduanya menjadi finalis mewakili Provinsi Sumatera Utara di Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN) SMP Tingkat Nasional.

“Kedua lomba ini digelar oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI. Yang lomba desain motif batik itu akan dilaksanakan pada tanggal 5-7 Oktober nanti, di Hotel Aston Cengkareng, Jakarta Barat. Sedangkan yang LPSN dilaksanakan pada 25-29 September ini di Hotel Hariston, Jakarta Utara,” terang Kepala SMP Negeri 2 Pandan Nauli Anwar Said, kemarin.

Bella Irene Sihotang sendiri mengaku mendapat inspirasi dari ikan nemo yang unik dan lucu, yang juga merupakan icon Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai daerah pariwisata bahari. Sedangkan ketertarikan dan bakatnya mendesain batik muncul setelah mengikuti pelajaran motif ukir di mata pelajaran SBK (Seni Budaya dan Kerajinan).

“Bisa dikatakan saya belajar otodidak. Basic-nya memang saya suka menggambar,” tutur desainer cilik itu.

Sedangkan Linda Roman Habeahan dan Nona Amelia Sari Nasution mengaku awalnya tertarik dan penasaran akan istilah ‘lubuk larangan’. Dibantu oleh guru pembimbingnya di sekolah, Linda dan Nona akhirnya memutuskan untuk mengangkatnya sebagai salah satu objek penelitian mereka, dan beberapa kali terjun langsung ke lokasi.

“Awalnya saya dengar dari orangtua saya pernah cerita soal lubuk larangan. Saya pikir apa itu ya. Kok namanya seperti itu. Ternyata filosifinya sangat kuat. Jadi itu adalah sebuah kawasan sungai yang memang sengaja dimanfaatkan dan dilestarikan oleh kelompok masyarakat. Bibit ikan mereka taburkan dan dijaga, termasuk juga menjaga kelestarian lingkungan dan alam sekitarnya. Lalu pada waktu yang telah disepakati bersama, mereka memanennya. Jadi sebelum dapat waktunya, siapapun dilarang mengambil ikan dari lubuk itu,” terang Linda diamini rekannya Nona.

Pada kesempatan itu, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Tapteng Jonson Sihombing didampingi Kasi Kurikulum Santi Sitorus dan Kasi Ketenagaan Veradiyanti Simanjuntak, turut memberi motivasi kepada ketiga siswi berbakat dan cerdas itu. Diharapkan, torehan prestasi ini akan menjadi motivasi bagi sekolah lain, khususnya bagi para pelajar di Tapteng.

“Kami dari dinas pendidikan turut merasa bangga, ada 3 pelajar SMP kita yang mewakili provinsi untuk lomba di tingkat nasional. Lomba ini sangat bagus, tapi persaingan akan jauh lebih berat, persiapkan diri sebaik-baiknya, jaga kesehatan, dan kepada kepala sekolah agar menyiapkan semua syarat administrasi mereka untuk kelancaran lomba nanti. Doa dan dukungan kami menyertai kalian,” ujar Jhonson Sihombing.

Sumber : Disdik Tapteng

Related posts