Saatnya Ubah Etos Kerja Guru
PERAN guru dianggap penting dalam menggenjot pendidikan vokasi melalui jalur sekolah menengah kejuruan (SMK) sehingga dapat mencetak lulusan SMK bermutu. Karena itu, pemerintah harus segera berbenah diri sedari dini demi terwujudnya lulusan SMK yang mampu bersaing di dunia kerja.
“Guru-guru SMK kita harus segera dibenahi dan dimodifikasi, dan yang paling penting dibenahi ialah etos kerja guru SMK,” ungkap praktisi pendidikan vokasi Marlock menjawab Media Indonesia, di Jakarta, Selasa (18/10).
Salah satunya, ia mengingatkan para guru SMK agar membuka diri dan mau belajar satu sama lain. “Ayo kita membuka diri dan mau belajar dengan para supervisor kalangan industri. Tunjukkan bahwa guru mampu bekerja sama dan dunia industri pun mau mengakui lulusan SMK,” tandasnya.
Ia juga berpendapat saat ini pelatihan para guru SMK sudah berlalu dan kini hanya menunggu praktik di lapangan. “Sekarang ini, guru-guru SMK harus dilakukan revolusi mental. Mau tak mau mereka harus bisa praktik kerja 8 jam sehari,” ungkap Marlock yang juga Koordinator Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia.
Itu sangat penting karena saat ini masih banyak guru SMK yang bertugas memilih cepat pulang seusai mengajar. Menurut dia, guru SMK seharusnya dapat bekerja keras, kerja cerdas, dan kreatif.
“Kerja kita, jangan jam satu siang sudah pulang. Saya mengimbau guru pertanian, ayo terjun masuk sawah, guru kelautan, ayo berlayar, serta guru perikanan, ayo berlayar cari ikan jangan terjebak hanya sampai di budi daya saja,” imbuhnya.
Ia berpendapat guru SMK tak usah malu menjual hasil produksi pertanian dan perikanan yang dikerjakan di sekolah. “Ayo, kita jual hasil karya siswa untuk memberi contoh kepada siswa bahwa hasil praktik pendidikan bisa laku dijual dan ada harga untuk hidup-menghidupi,” ujarnya.
Marlock juga menyarankan pemerintah agar cmendorong pihak sekolah untuk dapat berkolaborasi atau bekerja sama dengan industri, yakni merangkul para senior yang hendak pensiun agar mengabdi selama satu tahun di SMK sebagai bentuk bela negara atau tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan.
Sumber : DitPSMK