Remaja yang memiliki emosi sehat merupakan kunci keberhasilannya di sekolah. Emosi yang sehat itu mencakup kemampuan menangani emosi, memiliki kemampuan mengatasi masalah, memiliki kepercayaan diri, punya empati, serta hubungan interpersonal yang baik dengan lingkungan sekitar.
“Jika siswa memiliki emosional sehat dan memiliki hubungan intrapersonal yang positif di sekolah, maka siswa akan lebih siap dalam kegiatan akademik dan mendapatkan hasil yang baik,” kata Brenton Hall, kepala sekolah Australian Independent School (AIS), Jakarta, beberapa waktu lalu, seperti dikutip portal beritasatu.com.
Untuk membangun emosi sehat pada siswa remaja, kata Hall, harus ada kerja sama yang kuat dan terus-menerus antara pihak sekolah dan orang tua di rumah. “Sekolah harus fokus pada pengajaran yang mendukung keseimbangan emosi dan sosial siswa, yaitu Social and Emotional Thinking (SET). Program SET diharapkan dapat menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan menangani emosi, memiliki kemampuan problem solving, memiliki kepercayaan diri, punya empati, serta hubungan interpersonal yang baik dengan lingkungan sekitar,” tegas Hall.
Linzi Band, pengajar SET di AIS menerangkan, untuk mengasah kemampuan SET, siswa remaja diberi kegiatan yang interaktif dan diberi pemahaman berpikir dan bertindak positif dalam menghadapi situasi yang berbeda-beda di lingkungan dan komunitas mereka.
Topik-topik SET yang diajarkan dan diasah adalah topik yang dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa SMP dan SMA, termasuk mengenai budi pekerti, pemahaman diri sendiri dan orang lain, menghargai orang lain, pengendalian emosi, komunikasi yang efektif, kepemimpinan, cybersafety, mengatasi kecanduan, dan lainnya. “Gak ada kasus bully kalau siswa sudah memiliki keseimbangan emosi dan sosial,” kata Band.
Menurut Band, orang tua juga harus dilibatkan dalam proses membangun SET remaja ini, salah satunya melalui berbagai workshop di sekolah. Tujuannya agar sekolah dan rumah memiliki visi dan misi yang sama bagaimana membangun SET siswa, baik di sekolah dan di rumah.
Setelah mengalahkan Tim Futsal SMA Negeri 1 Matauli Pandan dengan skor 7-5 pada babak perempat final Turnamen Futsal Pelajar Tk. SLTP & SLTA Piala Ka.Kanpora Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2016 (Sabtu, 12 November 2016), Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan melangkah ke babak semi final berhadapan dengan Tim Futsal Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pandan.
Minggu pagi (13 November 2016), pertandingan babak semifinal dilaksanakan antara Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan dengan Tim Futsal Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Pandan. Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan kembali memenangkan pertandingan dengan skor telak 9-2.
Sementara itu pada pertandingan babak semi final lainnya, Tim Futsal SMA Negeri 1 Tukka memenangkan pertandingan melawan Tim Futsal SMA Negeri 1 Sorkam Barat. Sehingga pada partai final Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan berhadapan dengan Tim Futsal SMA Negeri 1 Tukka yang selama ini dikenal sebagai langganan juara pada turnamen futsal tingkat pelajar yang diadakan di Kab. Tapanuli Tengah.
Partai final diadakan di hari yang sama pada pukul 16.00 WIB. Pada pertandingan ini terlihat begitu banyak penonton dan supporter tiap tim yang memadati Lapangan Futsal Dolsar Pandan. Termasuk di antaranya Kepala Sekolah SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan, Bapak Dedy Fahri S. Sihotang, S.Pd yang juga menyempatkan diri untuk memberi sambutan dan kata-kata penyemangat untuk para anggota tim. Pertandingan berjalan dengan tempo yang cepat, dimana Tim SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan yang berkostum oranye mendominasi pertandingan pada babak pertama dengan skor 4-1.
Terlihat di dalam lapangan Manajer Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan, Bapak Ahmad Yelli, S.TP serta Pelatih, Bapak Eddy Hazmin Tanjung, ST dengan serius memperhatikan permainan dan sesekali berteriak memberi instruksi kepada para pemain. Di awal babak ke dua, Tim SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan kembali memimpin pertandingan dengan skor 6-2. Namun, pelan tapi pasti, Tim SMA Negeri 1 Tukka mengejar ketertinggalannya hingga detik terakhir pertandingan dengan skor 6-6.
Dengan skor imbang tersebut, maka pertandingan pun harus dilanjutkan dengan adu tendangan pinalti. Penjaga gawang Tim SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan, Jaka Pranata sukses menepis dua tendangan pinalti pertama Tim SMA Negeri 1 Tukka. Namun, keuntungan ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh penendang Tim SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan dimana 2 orang penendang pinaltinya gagal melesatkan bola ke gawang Tim SMA Negeri 1 Tukka. Keseluruhan tendangan pinalti berakhir dengan skor 4-4, sehingga wasit dan panitia memutuskan pemenang ditentukan dengan 1 tendangan pinalti terakhir dimana apabila si penendang sukses mencetak gol, maka tim penendang menjadi pemenang. Sebaliknya jika penendang gagal mencetak gol, maka tim bertahanlah yang menjadi pemenang.
Hasil undian menetapkan Tim SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan sebagai tim penendang, dan yang menjadi penendangnya adalah Sang Punggawa, Jaka Pranata. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Jaka Pranata menendang bola dengan sangat keras ke arah kanan gawang yang tidak dapat dicapai oleh penjaga gawang Tim SMA Negeri 1 Tukka. Pertandingan yang berlangsung dramatis ini pun dimenangkan oleh Tim SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan. Dan berhak atas Trophy Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga (Ka. Kanpora) Kab. Tapanuli Tengah serta uang pembinaan sebesar Rp. 4.000.000 dipotong pajak.
Esok harinya, Senin 14 November 2016, Manajer Tim, Bapak Ahmad Yelli, S.TP menyerahkan trophy dan hadiah kepada Kepala Sekolah Bapak Dedy Fahri S. Sihotang, S.Pd. Dan menyerahkannya kembali kepada para siswa Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan. Semoga prestasi ini dapat terus ditingkatkan, dan dapat menjadi motivasi bagi siswa/i lainnya untuk selalu berprestasi. SMK…BISA!! SMK Muhammadiyah…LUAR BIASA!!!
Daftar pemain Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan :
Fadhilla Syahdi Nasution
Harianto Alamsyah Lubis
Haryadi Supratno
Hary Wardana
Jaka Pranata
Martin Kia Golo
Maspuadi
Muhammad Roby Ramadhan Lubis
Oki Akbar Hutagalung
Pebrianto
Ricky Saputra Tanjung
Yaldi Al-Faris Nainggolan
Berikut ini beberapa foto dan video dokumentasinya.
Pertempuran Surabaya 10 November 1945 adalah pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Pada tanggal 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum yang berisi ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang-orang Indonesia Surabaya tidak mentaati perintah Inggris. Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan.
Namun ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya. Sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada tanggal 10 November 1945, selama kurang lebih satu bulan lamanya.
Medan perang Surabaya kemudian mendapat julukan “neraka” karena kerugian yang disebabkan tidaklah sedikit, sekitar 1600 orang prajurit Inggris tewas serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta semangat membara yang membuat Inggris serasa terpanggang di neraka telah membuat kota Surabaya kemudian dikenang sebagai Kota Pahlawan dan tanggal 10 November diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan.
#YukJadiPahlawan
Untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur membela bangsa dan negara, akan dilaksanakan Hening Cipta secara serentak selama 60 detik di seluruh Indonesia. Hening Cipta selama 60 detik secara serentak dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 November 2016 pada pukul : 08.15 waktu setempat, bertepatan dengan Upacara Peringatan Hari Pahlawan.
“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya“. (Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut / rakyat, akibat perlakuan kaum penjajah)
“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”. (Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya)
“Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya“. (Pernyataan Prof. DR. R. Soeharso sebagai seorang nasionalis dan patriot)
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri“. (Disampaikan Prof. Moh. Yamin, SH pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar, dimana ia menjabat sebagai sekretaris)
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi“. (Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadiri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan pemerintah Jepang)
“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama“. (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera)
“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang“. (Menceritakan pengalamannya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi, ketika Abdul Muis melakukan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad dan sebagai wakil SI)
“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit”. (Disampaikan Pattimura pada saat akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817)
“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku”. (Disampaikan Silas Papare pada saat memperjuangkan Irian Barat / Papua agar terlepas dari belenggu kolonialisme Belanda dan kembali bergabung dengan NKRI)
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga.” (Pidato Bung Tomo di radio pada saat pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945)
“Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali”. (Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya).
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Presiden Soekarno pada Hari Pahlawan 10 November 1961)
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.” (Moh. Hatta)
“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tidak dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung”. (R.A. Kartini)
Mengajar fisika di SMK memiliki tantangan sendiri, karena anak SMK lebih ke sisi real teknis. Akan sangat sia-sia jika hanya menitikberatkan teori. Mengajar fisika bukan sekedar teori saja, ada sebuah “kehidupan” di situ. Yah … sebuah kebermaknaan yang sangat indah jika kita mau mendalaminya dan mengajarkannya pada anak-anak. Ilmu fisika mengajarkan tentang toleransi, kesabaran, dan makna kehidupan lainnya.
Sebagai seorang Guru, Ayah dari anak-anakku di sekolah, sudah berapa macam kemirisan yang muncul selama aku mendidik mereka. Apa yang salah dengan fisika? Apa yang salah dengan materi yang Ayah ajarkan? Apakah ini membuat kalian tidak menyukai fisika? Ataukah karena Ayah yang mengajarnya kurang kreatif? Ataukah karena tidak ada makna dalam pembelajaran fisika? Pertanyaan itu yang bertubi-tubi menghantui pikiran ku, ingin rasanya memiliki kelas yang sebagian besar dihabiskan untuk mengupas makna makna yang tersirat dalam pelajaran fisika. Ini adalah sedikit tulisan tentang makna kehidupan yang ada dalam fisika, yang penulis ajarkan kepada anak-anak dikelas, yang setidaknya membuat mereka mulai menggandrungi fisika. Akhirnya sebagian besar anak-anakku memanggilku “Pak Smile, motivator dan inspirator”, sebuah kesenangan yang tidak terbayarkan tentunya bagi penulis.
Entahmau cerita darimana, intinya inilah curahan hati saya sebagai seorang guru SMK. Sebuah bentuk keprihatinan guru ketika melihat pelajaran hanya diajarkan sekedar materi keduniaannya saja, yang sedikit menyentuh sisi kemanusiaannya. Kurikulum yang terbaru mendorong guru untuk memunculkan pendidikan karakter, pendidikan yang juga membentuk sisi kemanusiaan pada diri anak didik. Semoga lewat tulisan ini, apa yang penulis sampaikan sedikit menuntaskan rasa kekecewaan akan materi fisika yang terlalu rumit. Semoga ada hikmah yang bisa kita petik melalui tadabur kita semua kepada alam ini, alam yang begitu indah ketika kita menyingkirkan sejenak rumus-rumuskaku yang ada di benak diri kita. Ok, langsung aja kali ini, kita akan belajar mengenai Relativitas Einstein terutama mengenai dilatasi waktu.
Jika ada sebuah obyek yang bergerak mendekati kecepatan cahaya, maka rumusan Newton sudah tidak berlaku di situ. Melainkan rumusan Einstein-lah yang bekerja. Benda yang bergerak dengan kecepatan cahaya akan memiliki umur yang lebih muda dibandingkan dengan benda yang hanya diam saja. Ini terjadi karena waktu akan melambat dalam ruang orang yang bergerak dengan kecepatan cahaya. Bukankah ini pelajaran bisa kita petik dari pelajaran mengenai waktu? Karena diam itu menipu, diam itu akan memperlemah indera yang kita miliki, memang dengan diam kita tidak pernah merasakan terjatuh, kita tak pernah merasakan apa itu rasa sakit, yang ada hanyalah keadaan statis tanpa makna. Memang dengan diam kita tidak mengeluarkan energi, tapi pada hakikatnya kita sedang menjadi bom bagi diri kita sendiri.
Lihat saja elektron yang ada di atom, makhluk sekecil itu saja bergerak terus-menerus. Apa jadinya kalau dia diam? Tubuh ini akan hancur, karena tubuh kita adalah bagian dari atom. Merenung dan berdiam diri boleh-boleh saja, asalkan jangan terlalu lama. Evaluasi diri muncul dari perenungan. Lihatlah jantung kita apakah pernah dia lelah untuk berdetak? Lihatlah nafas kita, apakah dia pernah lelah bernafas? Lihat bagaimana alam mengajari kita tentang arti makna dalam sebuah gerak. Sumber pembelajaran itu justru ada di dalam diri kita sendiri, tapi apakah pernah kita memikirkan itu semua?
(Yaitu) orang-orang yang berdzikir mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka bertafakur tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran: 191).
Lihat bagaimana Al Qur’an memberi petunjuk kita dalam menjalani hidup ini. Dengan memperhatikan apa yang ada di langit dan bumi (termasuk badan kita), kita dapat mengambil hikmah dari pergerakan yang ada di diri ini. Kalau mau ditelisik lebih jauh, lihatlah muamalah dalam ibadah. Bukankah hampir semua ibadah melalui pergerakan. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa pergerakan menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan, serta menjadi eksistensi individu. Masihkah kita hanya berdiam diri melihat masalah yang mendera kita? Masihkah kita hanya bersikap pasrah yang pasif? Bergeraklah menuju kepasrahan yang aktif, bukan kepasrahan yang pasif. Nah, lewat teori relativitas ini kita diajari untuk menjadi manusia yang senantiasa muda, karena pergerakannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sekitarnya.
Penulis jadi teringat akan besaran dalam fisika yaitu skalar dan vektor. Skalar merupakan besaran yang mempunyai besar saja, sedangkan vektor mempunyai besar dan arah. Kiranya ini tepat untuk menggambarkan orang orang yang pernah penulis temui. Mereka mereka yang mempunyai motivasi kurang, tidak punya visi ke depan penulis analogikan sebagai besaran skalar. Kenapa bisa demikian?Mari kita telisik lebih jauh.
Manusia dilahirkan dengan membawa potensi yang luar biasa, tetapi kenapa mereka merasa tidak bisa menghadapi masalah-masalah yang sedang menghampiri mereka dan akhirnya menjadi malas. Menurut orang-orang psikologi, malas dikarenakan mereka tidak punya tujuan hidup yang jelas jadi mereka kebingungan dalam menetukkan langkah hidup mereka. Jadi orang-orang ini mempunyai potensi (kuantitas besar) tetapi tidak mempunyai tujuan (arah) hidup. Kalau kita bandingkan dengan besaran skalar, maka orang orang bertipe ini masuk dalam besaran skalar, besaran yang punya nilai (potensi) tetapi tidak mempunyai arah (tujuan hidup).
Sebaliknya, orang yang sadar dirinya dibekali potensi dari Tuhan kemudian menggunakan potensi itu untuk mewujudkan mimpinya. Itulah orang-orang vektor, orang yang memiliki potensi dan mempunyai tujuan hidup yang jelas. Dalam hati penulis bergumam, “jadilah vektor, jangan skalar”.
Ada suatu kejadian yang sangat berkesan saat mengajar materi tekanan. Saat itulah anak-anak mulai menyeletuk “Pak Wakhyudi Golden Way”, mungkin sekedar kalimat spontan karena makna kehidupan yang penulis ajarkan kepada anak-anak yang sama sekali mereka tidak menyangka bahwa alam juga mengajari mereka arti kearifan, “TEKANAN, SEBUAH BENTUK KEARIFAN ALAM”.
P = Tekanan
F = Gaya (Dorongan/Tarikan)
A = Luas Penampang
Rumus di atas adalah merupakan hukum yang mengajarkan seseorang untuk berlapang dada. Dan persamaan di atas merupakan informasi yang dapat digunakan oleh orang-orang yang sedang bersedih karena cobaan yang begitu berat. Seorang Pak Tua yang bijak bestari pernah mengajak seorang pemuda yang sedang mengalami stress. Ia mengajak sang pemuda menuju ke tepian sungai, mencoba merenungi pelajaran yang diberikan oleh alam.
Pak Tua : Nak, cobalah kau ambilkan gelas dan garam yang ada di tas ku.
Pemuda tersebut akhirnya mengambilkan apa yang dipesankan oleh sang Bijak bestari.
Pak Tua : Cobalah kau ambil air sungai itu, dan masukan airnya ke dalam gelas tersebut, kemudian isikan garam sebanyak dua sendok ke dalam gelas, kemudian minum.
Pemuda itupun mengikuti apa yang disuruh oleh sang Bijak bestari.
Pak Tua : Apa yang kau rasakan anak muda?
Pemuda : Asin, Pak Tua.
Pak Tua : Cobalah kau tebarkan garam yang tersisa (satu kg) ke dalam sungai, dan rasakan air sungai tersebut.
Pemuda : Tawar, Pak Tua.
Pak Tua : Apakah kamu merasakan garam dalam air sungai itu? Dapatkah kau ambil pelajaran dari kejadian ini?
Tekanan (P) dalam hidup akan terasa ringan ketika cobaan (F) yang datang kepadamu, kamu hadapi dengan hati (A) yang lapang. Namun cobaan akan terasa berat ketika menghadapi masalah, bekal kita adalah hati yang sempit (A kecil). Itu artinya tekanan, ada untuk membuat hatimu selalu hidup (dengan memberikan reaksi terhadap cobaan). Seandainya tidak ada tekanan kita tidak akan pernah merasakan hati yang lapang, tentunya setelah kita paham akan konsekuensi dari hukum tekanan yang ada dalam fisika.
Setelah penulis menyampaikan materi ini, seisi kelas bertepuk tangan. Alangkah indahnya jika pelajaran selalu berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan, yang bisa membentuk kepribadian anak-anak menjadi lebih kuat dalam menghadapi tantangan zaman yang tak menentu ini.
Kegiatan Sosialisasi Kewaspadaan Dini Masyarakat, disponsori oleh Kesbangpol Linmas Kabupaten Tapanuli Tengah. Dalam rangka memperkenalkan bahaya dini yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat di SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan pada hari Selasa, 1 November 2016.
Mengingat integrasi PMP dengan Dapodik yang prosesnya relatif masih baru, sampai saat ini masih sangat banyak ditemukan kendala di lapangan seputar Aplikasi PMP, baik dari segi pengisian instrumen, pengiriman data, maupun kendala infrastruktur yang ada.
Di sisi lain, waktu yang disediakan untuk pengisian instrumen Aplikasi PMP sangatlah terbatas. Maka, waktu Cut Off ditambah selama 20 hari sehingga Batas Cutt Off yang baru adalah tanggal 20 November 2016.
Dalam waktu tersebut diharapkan kepada sekolah yang belum mengirimkan datanya agar berupaya melakukan pengiriman dan selalu berkoordinasi dengan Helpdesk PMP Dikdasmen untuk menangani permasalahan yang ada.
Untuk mengatasi permasalahan pengiriman data yang sering gagal atau proses pengiriman memakan waktu yang terlalu panjang, maka dibuatlah jadwal pengiriman data PMP berdasarkan wilayah yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5 % dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014). Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar. Tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi, dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.
Bonus demografi menjadi windows opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah Negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumberdaya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Rasio sederhananya dapat digambarkan bahwa di setiap 100 penduduk Indonesia, ada 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64 % sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Ini adalah rasio usia produkif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti Tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035.
Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia. Bung Karno tidak memerlukan jutaan pemuda untuk bisa mengguncang dunia. Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa memberikan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia.
Beberapa waktu yang lalu, Indonesia berhasil mengantarkan seorang Pemuda Indonesia usia 23 tahun bernama Rio Haryanto ke level tertinggi balap mobil internasional F-1. Akhirnya, seorang anak Indonesia yang berhasil menembus balapan paling bergengsi di dunia. Bulan yang Agustus yang lalu, kita semua turut terharu dan berbangga saat duo Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir berhasil mengembalikan tradisi emas di ajang Olimpiade Rio de Jeneiro Brasil melalui cabang olahraga Bulutangkis. Dua pemuda berusia 27 dan 30 tahun tersebut memberikan hadiah untuk kemerdekaan Republik tercinta ini.
Tidak hanya di ajang olahraga, di sektor-sektor lain seperti industri kreatif, kita juga menemukan talenta-talenta muda Indonesia yang berhasil mengharumkan Negara dan bangsa di kancah internasional. Data BPS menyebutkan bahwa Industri Kreatif hari ini menyumbang tidak kurang dari 7 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sebuah kontribusi yang tidak bisa dianggap kecil di tengah pelambatan ekonomi dunia.
Aktor muda, Joe Taslim, sutradara muda asal Blitar Jawa Timur, Livi Zheng membawa nama Indonesia ke kancah perfilman kelas dunia di Hollywood. Di dunia musik, kita memiliki Sandhy Sondoro, musisi muda Indonesia yang di usianya yang ke-28 tahun telah berhasil menyabet penghargaan International Contest of Young Pop Singer di Latvia pada 2009 dengan mendapatkan nilai nyaris sempurna dari seluruh juri.
Di bidang start up, Indonesia memiliki Nadiem Makarim, pendiri Go-Jek, ada Ahmad Zaky, CEO Bukalapak dan ratusan CEO-CEO muda di bidang Teknologi Informasi yang dipercaya oleh perusahaan Teknologi Informasi multinasional. Tahun 2015, dilaporkan terdapat 62 start up Indonesia yang kebanjiran dana investasi hingga puluhan triliun rupiah. Omzet belanja online (e-commerce) Indonesia sendiri pada Tahun 2015 dilaporkan telah mencapai Rp. 200 triliun lebih (Kemendag, 2015). Jika tren ini bisa dikelola dengan baik, maka perekonomian Indonesia akan maju pesat. Tentu, dengan catatan bahwa dari lalu lintas dan mata rantai bisnis online tersebut, para pemuda Indonesia harus berada pada posisi sebagai produsen bukan sekedar sebagai konsumen.
Selain pencapaian di bidang teknologi informasi, kita juga punya anak-anak muda hebat sekelas Gamal Ali Bin Said, 27 tahun asal Malang Jawa Timur yang berhasil mencuri perhatian Pangeran Charles Inggris atas inovasi Asuransi Bank Sampah-nya. Termasuk, beberapa waktu lalu kita juga dibuat bangga oleh Diplomat Muda Indonesia, Nara Masista Rakhmatia yang mampu mengguncang persidangan PBB karena diplomasinya yang keras, cerdas dan tegas melindungi Papua dari rongrongan negara-negara asing.
Hari ini, 28 Oktober 2016 tidak hanya kita peringati sebagai hari sumpah pemuda yang ke-88, namun juga sebagai hari kebangkitan anak muda Indonesia. Dengan kemajuan teknologi, pemuda-pemuda Indonesia dari Sabang sampai Merauke terus bergerak memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasannya untuk kesejahteraan dan kebesaran Bangsa Indonesia, terutama di mata dunia.
Rasanya tidak cukup jika harus menuliskan semua nama pemuda Indonesia yang hari ini mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Tokoh-tokoh pemuda yang disebutkan tadi hanyalah contoh untuk mengingat kembali pesan Bung Karno bahwa dengan pemuda yang hebat, kita benar-benar bisa menaklukkan dunia. Jumlah yang besar saja tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan kualitas yang baik. Tugas kita semua untuk menjadikan Bonus Demografi ini memiliki makna bagi percepatan pembangunan di Indonesia.
Mari kita buktikan dalam sejarah Indonesia, untuk kesekian kalinya pemuda Indonesia menjadi motor utama penentu perubahan Indonesia. Bonus demografi menjadi kesempatan kita satu-satunya untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi Negara maju sejajar dengan Negara-negara besar lainnya. Di depan mata kita ada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Perdagangan bebas Asia dan dunia. Saatnya Pemuda Indonesia membangun visi yang besar menatap dunia.
Masih adakah diantara kalian yang memandang sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu nanti masa depannya tidak sebagus yang sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA)? SMK memang dirancang agar lulusannya langsung siap masuk ke dunia kerja. Berbeda dengan SMA yang harus ada kursus atau pelatihan lagi sebelum bisa langsung kerja. Karena kebanyakan siswa yang bersekolah di SMA memang bertujuan untuk dapat meraih pendidikan yang lebih tinggi lagi di tingkat kuliah atau perguruan tinggi. Kelebihan dan kekurangan memang ada pada baik SMA atau SMK.
SMA memudahkan lulusannya untuk masuk ke perguruan tinggi namun mendapatkan kesulitan ketika akan langsung kerja. Sementara SMK lebih kebalikannya. Beberapa tahun belakangan ini pemerintah tengah gencar mempromosikan SMK. Makanya sekarang SMK juga banyak peminatnya, tidak sedikit anak-anak SMP yang kemudian memilih daftar masuk ke SMK.
Pada umumnya mereka yang memilih sekolah di SMK memiliki keluarga dengan ekonomi yang biasa saja, sehingga mereka memutuskan bersekolah yang bisa langsung kerja. Dengan cepat bekerja mereka akan meringankan beban ekonomi keluarganya. Namun perlu diingat juga, buat kalian yang sekolah di SMK juga jangan berpangku tangan saja. Mentang-mentang kalian nanti sudah punya dasar pelatihan dan ketrampilan tertentu, sehingga bisa langsung kerja. Nah berikut ini beberapa tips untuk anak SMK biar mendapatkan karier sebagus lulusan sarjana.
1. Pilih jurusan sesuai minat dan bakat
Sebenarnya SMK itu tidak jauh beda sama SMA, soal niat belajar dan ketekunan itu. Kalau kalian nantinya ingin memiliki karir yang sebagus lulusan sarjana ya kalian harus bersungguh-sungguh dari awal, sejak kalian masuk ke SMK. Kamu bisa memulainya dengan memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatmu. Pilihlah jurusan yang menjanjikan dalam dunia kerja kelak, misalnya multimedia, broadcasting, farmasi, tata boga, tata busana, atau otomotif.
2. Ikut kompetisi dan lomba
Kedua, kalian juga perlu lho ikut lomba-lomba tingkat SMK, seperti LKS Kejuruan. Kompetisi yang hanya khusus untuk sekolah SMK, biasanya dari sana kalian juga akan dirilik oleh perusahaan yang ikut berpartisipasi. Terutama perusahaan otomotif yang sering mencari lulusan SMK yang sudah berbakat sejak sekolah.
3. Magang yang benar
Nah ini yang sering disepelekan oleh anak-anak SMK, yakni terkait magang. Sering mereka menjadi malas karena harus magang, padahal magang itu kesempatan emas buat kamu biar cepat dapat kerja. Kalau sewaktu kamu magang di suatu perusahaan dan mereka suka dengan kerjaanmu, bisa saja sebelum lulus mereka minta kamu untuk kerja di sana. Banyak kok anak SMK yang sewaktu magang sudah dijanjikan pekerjaan oleh perusahaannya itu.
4. Pilih kerja atau kuliah, jangan ragu
Pikirkan benar-benar apakah kamu akan melanjutkan berkuliah atau bekerja. Setelah lulus dari SMK putuskan kamu akan memilih lanjut belajar atau bekerja, dan jangan ragu intinya itu. Jangan ragu untuk memilih langsung bekerja dan jangan ragu juga jika kamu ingin berkuliah.
5. Keterangan pengalaman kerja
Ketika kamu magang pergunakan kesempatan itu dengan baik sehingga nanti kamu mendapatkan surat keterangan pengalaman kerja. Nah kalau kamu sudah punya pengalaman kerja itu kan menjadi lebih mudah ketika melamar kerja. Perusahaan paling senang punya karyawan baru yang sudah punya keterampilan dan pangalaman.
6. Sertifikat profesi
Jangan lupa, kalian juga bisa punya sertifikat profesi atau sertifikat kompetensi sesuai dengan jurusan yang kalian ambil. Itu biar membuktikan keterampilan kerja kalian terlihat lebih sah.
7. Kerja sambil kuliah
Banyak kok sekarang siswa SMK yang berprestasi dan tak jarang mereka melanjutkan kuliah juga dengan beasiswa. Kalau melanjutkan kuliah kalian bisa sambil bekerja juga, toh kamu sudah punya ketrampilan. Kamu juga bisa berkuliah di perguruan tinggi atau kampus kejuruan seperti Politek atau Sekolah Tinggi tertentu.
Nah itu semua tips yang bisa kamu lakukan mulai dari sekarang ketika kamu mulai sekolah di SMK. Yang terpenting adalah usaha keras, bersungguh-sungguh dan doa agar kelak karirmu bisa mengalahkan yang bergelar sarjana.
Selasa, 25 Oktober 2016. Bertempat di ruang sidang BSNP, Direktur Pembinaan SMK M. Mustaghfirin Amin bersama tim ahli pengembang standar proses dan standar penilaian memaparkan perkembangan pengembangan kedua standar tersebut kepada anggota BSNP untuk mendapatkan masukan yang bersifat substansial maupun teknis dan redaksional.
Dalam kesempatan tersebut, Mustaghfirin Direktur Pembinaan SMK menyampaikan harapannya supaya empat standar nasional pendidikan, yaitu SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian dapat ditetapkan menjadi Peraturan Menteri pada tahun 2016, sehingga keempat standar tersebut bisa dilaksanakan pada tahun 2017.
“Keberadaan empat standar ini sangat ditunggu-tunggu di lapangan supaya proses pembelajaran dan penilaian pada pendidikan menengah kejuruan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar nasional pendidikan”, ucap Mustaghfirin.
Lebih lanjut Mustaghfirin menambahkan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran dan penilaian SMK tahun 2017. Pertama, diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang dalam hal ini Pemerintahan Daerah Tingkat Provinsi menjadi pengelola dan pembina di lapangan untuk SMA dan SMK. Kedua, lahirnya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Ketiga, adanya kesepakatan internasional, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang memiliki implikasi adanya pergerakan barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil dalam rangka meningkatkan perdagangan dan produksi, serta untuk membangun pasar yang lebih terpadu bagi perusahaan dan konsumsi di negara anggota Asean.
“Dengan adanya tantangan ini, jika kita tidak bisa menyesuaikan standar dengan perkembangan tersebut, kita akan ketinggalan. Apalagi di beberapa industri tertentu, sudah dikuasai tenaga kerja asing. Jika standar sudah kita tetapkan, para pekerja asing untuk bisa bekerja di Indonesia mesti mengacu kepada standar kompetensi yang ada”, ucap Mustaghfirin seraya menambahkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud saat ini telah menandatangani nota kesepahanan (Memorandum of Understanding) dengan beberapa Kementerian terkait dengan kebutuhan dan pemenuhan tenaga kerja pada level menengah akan dipenuhi oleh lulusan SMK.
Sementara Djemari Mardapi ketua tim ahli pengembangan standar penilaian dalam paparannya menyampaikan bahwa SMK memiliki karakteristik pembelajaran yang sangat berbeda dari proses pembelajaran di SMA/MA. Diantaranya adalah adanya proses pembelajaran yang mengacu pada prinsip multi entry dan multi exit (MEME), pembelajaran sistem ganda (dual system), pembelajaran di bengkel, teaching factory, serta dunia usaha dan dunia industri.
Karakteristik pembelajaran di SMK ini menuntut adanya penilaian yang berbeda dari penilaian pada jenjang SMA/MA. Sebagai tindaklanjut dari pembahasan draf standar ini, tim ahli bersama BSNP akan melakukan perbaikan sebelum pada akhirnya dilakukan uji publik draf standar.
“Kami menyadari bahwa proses pengembangan standar ini dilakukan dengan prinsip kemitraan antara BSNP dan Direktorat Pembinaan SMK, namun demikian di BSNP telah ada langkah-langkah baku pengembangan standar yang mesti dilakukan, mengingat standar merupakan sebuah consensus bersama”, ucap Erika Budiarti Laconi Ketua BSNP yang memimpin rapat.
Seiring dengan harga minyak bumi yang terus meningkat, terlepas dari apakah karena harganya dikontrol para kartel atau murni karena supply dan demand, sudah sewajarnya kita sebagai manusia yang haus energi untuk memikirkan solusi agar kehidupan kita tidak lebih susah lagi pada zaman di mana harga minyak bumi tinggi ini. Kadang beberapa orang memikirkan cara agar kita tidak terlalu bergantung dengan minyak bumi dengan mencari dan mengembangkan banyak jenis energi alternatif, seperti teknologi Panel Surya, Turbin Air, ataupun Turbin Angin. Ternyata, kita tidak selalu perlu untuk sibuk mencari alternatif baru untuk membangkitkan energi, karena sebetulnya ada cara yang sudah dikenal sejak dahulu yang bisa kita manfaatkan dan bisa kita sempurnakan untuk mengurangi ketergantungan kita dari minyak bumi. Jawabannya, adalah dengan memanfaatkan mesin kalor pembakaran luar (External Combustion Heat Engine/External Combustion Engine).
Apakah mesin kalor itu?
Mesin kalor adalah sebuah mesin yang bergerak dengan memanfaatkan panas sebagai penggeraknya. Mesin Kalor terbagi 2, yaitu Mesin Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine), dan Mesin Pembakaran Luar (External Combustion Engine). Mesin pembakaran dalam maksudnya adalah mesin yang bahan bakarnya bereaksi di dalam ruangan mesin, contohnya adalah mesin bensin dan mesin diesel. Mesin pembakaran dalam sudah sangat populer karena sudah pasti sering kita lihat sehari-hari baik itu pada mesin mobil, motor, ataupun genset yang biasa dipakai. Kekurangan dari mesin pembakaran dalam adalah, karena proses reaksi bahan bakar terjadi di dalam mesin, maka bahan bakar haruslah berbentuk cair ataupun gas yang bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam ruangan reaksi. Dan juga, bahan bakar cair ataupun gas ini mayoritas adalah bahan turunan dari minyak bumi.
Apakah mesin pembakaran luar itu? Secara sederhana, mesin pembakaran luar adalah sebuah mesin kalor yang reaksi pembakarannya terletak di luar ruang mesin, sehingga bahan bakar tidak perlu dimasukkan ke ruang reaksi dan hanya energi panasnyalah yang diambil oleh mesin sebagai sumber tenaga. Dua contoh mesin pembakaran luar yang paling terkenal adalah mesin uap dan mesin stirling.
Mesin Uap
Mesin uap (Rankine Cycle Engine) adalah sebuah mesin yang bergerak karena tekanan uap dari sebuah fluida yang dipanaskan oleh pembakaran di luar mesin, jika fluida yang dipanaskan adalah air, maka nama mesinnya adalah mesin uap, tapi kalau fluida yang dipanaskan adalah benda organik lain (biasanya naptha, sejenis minyak bumi), maka dinamakan Organic Rankine Engine. Secara sederhana , kerja mesin uap adalah:
1. Bahan bakar yang dibakar di luar mesin memanaskan fluida di dalam mesin.
2. Fluida di dalam mesin berubah fase dari fase cair ke fase gas.
3. Gas yang terbentuk menciptakan tekanan yang menggerakkan turbin atau piston.
4. Gas yang terbentuk didinginkan kembali lewat heat exchanger untuk menunggu dipanaskan dalam siklus berikutnya.
5. Turbin/piston menggerakkan generator dan akhirnya menghasilkan listrik (atau jenis energi lain yang diinginkan).
Mesin Stirling
Mesin stirling, dinamakan berdasarkan penemunya Robert Stirling, adalah sebuah mesin yang bergerak karena perbedaan suhu antar ruangan dalam mesin. Ruangan di dalam mesin ini diisi dengan fluida bertipe gas (bisa udara biasa, bisa gas tipe tertentu seperti hidrogen, helium, atau lainnya), yang dipanaskan oleh bahan bakar yang dibakar di luar ruang mesin. Karena prinsip kerja mesin stirling. Prinsip kerjanya :
1. Mayoritas gas di dalam ruangan reaksi dipanaskan pada dinding silinder panas (merah), karena panas dan mengembang, gas mendorong piston ke bawah. Gas terus berkembang menuju silinder dingin (biru) yang tertinggal 90° secara siklus, dan secara lanjut memberi tenaga ke mesin.
2. Sekarang gas sudah mencapai volume maksimal. Piston pada silinder merah mulai menggerakkan gas ke dalam silinder biru, di mana gas didinginkan dan terjadilah penurunan tekanan.
3. Sekarang hampir dari semua gas sudah berada di silinder biru, dan proses pendinginan pun berlanjut. Piston dingin yang ditenagai oleh momentum flywheel (roda gila) menekan bagian lain dari gas yang tersisa.
4. Gas mencapai volume minimal, dan sekarang akan mengembang kembali ke silinder merah, di mana akan dipanaskan kembali dan mentenagai piston kembali.
(mesin stirling tipe alpha)
(mesin stirling tipe beta)
Persamaan kedua jenis mesin ini adalah jelas, mereka sama-sama merupakan jenis mesin pembakaran luar. Dan perbedaan utama meraka adalah, pada mesin uap tenaganya diambil dari tekanan perubahan fase fluida dari cair menjadi gas, sedangkan pada mesin stirling tenaganya diambil dari tekanan yang dihasilkan oleh perubahan suhu gas, tanpa ada perubahan fase fluida.
Kelebihan Mesin Pembakaran Luar
Apakah mesin pembakaran luar merupakan solusi energi masa depan? Faktor utama keunggulan dari jenis mesin ini adalah dalam bidang bahan bakar. Mesin pembakaran luar bisa memakai bahan bakar apa saja, yang penting bisa menghasilkan panas. Panas bisa dihasilkan dari pembakaran minyak bumi, minyak tumbuhan, biomassa, serbuk gergaji, sekam padi, bahkan sampah yang dibakar. Bahan bakar mesin pembakaran luar juga bisa berbentuk panas matahari yang dikonsentrasi, panas bumi, bahkan panas dari fisi ataupun fusi nuklir. Kita bisa memanfaatkan semua benda yang menghasilkan panas untuk menggerakkan mesin ini.
Kelebihan yang menonjol lainnya adalah, karena mesin pembakaran luar proses reaksi bahan bakar terjadi di luar ruangan mesin, maka ruangan mesin menjadi lebih stabil, sehingga mesin pembakaran luar menjadi relatif lebih bandel dan tahan lama dibandingkan mesin pembakaran dalam. Hal ini sangat menguntungkan karena dengan bandelnya mesin, maka biaya perawatanpun akan lebih murah.
Mesin pembakar luarpun relatif lebih sederhana dan lebih gampang dibuat, sehingga mesin ini bisa dibuat di mana-mana tanpa harus mempunyai kemampuan teknis tingkat dewa (ahli). Kita bisa membuat mesin uap sederhana ataupun mesin stirling sederhana dengan modal bahan-bahan di sekitar kita, bandingkan dengan membuat mesin bensin atau diesel yang membutuhkan alat dan bahan yang lebih rumit. Mesin stirling sederhana bisa dibuat bahkan hanya dengan modal kaleng minuman ringan dan benda-benda di sekitar kita.
Ini contoh mesin stirling sederhana oleh Kanal tegar31@Youtube.
[mom_video type=”youtube” id=”9m9wccFkpk0″]
Kelemahan Mesin Pembakaran Luar
Mesin pembakaran luar mempunyai kekurangan utama yaitu dalam masalah power to weight ratio, yaitu untuk memberikan daya yang sama, mesin pembakaran luar memerlukan ukuran dan berat yang lebih besar daripada mesin bensin ataupun diesel. Mesin pembakaran luar juga kurang fleksibel karena harus dipanaskan lebih dahulu agar bisa bekerja, sehingga lebih cocok untuk pembangkit listrik perumahan dibandingkan pembangkit tenaga otomotif.
Tapi, apakah mesin pembakaran luar hanya bisa digunakan sebagai pembangkit listrik rumahan saja karena berat dan besar? Ternyata tidak, pada tahun 1900-an misalnya, ada sebuah mobil bertenaga mesin uap yang bisa bersaing bahkan mengalahkan performa mobil-mobil lain bertenaga mesin pembakaran dalam (bensin).
Perusahaan Uap Doble pun bahkan sempat membuat pesawat udara bertenaga uap yang pernah terbang beberapa kali pada tahun 1933.
Sayang, entah mengapa mobil dan pesawat keren ini akhirnya hilang ditelan zaman, dan perusahaan Abner Doble (sang penemu) pun bangkrut dan jejaknya mulai terlupakan dalam sejarah.
Sedangkan mesin stirling? Mesin bagus ini betul-betul tidak populer sehingga mencarinya pun sulit. Hanya satu merek terkenal yang ane tahu pernah membuat mesin stirling untuk menggerakkan kapal kecil ataupun pembangkit listrik kecil-kecilan, yaitu Philips MP1002CA Stirling Generator yang dibuat tahun 1951 dan hanya ada 150 buah. Setelah itu? Punah. Ada juga beberapa mesin stirling komersil yang dijual, tapi mayoritas dijual oleh perusahaan-perusahaan kecil yang tersebar di berbagai negara dan di Indonesiapun tak tahu di mana mencarinya.
Peluang Membuka Kebebasan Energi
Entah karena faktor “besar dan berat” ataukah ada faktor lain, mesin pembakaran luar seolah-olah ditinggalkan dalam perang pasar energi masa kini. Mungkin ini adalah kesalahan besar, kenapa mesin pembakaran luar mempunyai kekurangan seperti di atas? Ini juga dikarenakan kurangnya pengembangan di bidang mesin ini. Bandingkan dengan perkembangan mesin bensin dari zaman Ford Model T sampai Electronic Injection, sampai zaman i-VTEC dan lainnya. Atau pengembangan mesin diesel yang meskipun terlambat dari zaman Rudolph Diesel, sampai turbocharger, common rail, ataupun BlueMotion.
Ada juga yang mengatakan kelemahan mesin pembakaran luar adalah, mesinnya ketinggalan zaman. Apa mesin uap itu kuno? Mungkin beberapa orang akan mengatakan mesin uap adalah kuno, sampai beberapa kalangan menggunakan imajinasinya membayangkan zaman steampunk di mana semuanya digerakkan oleh tenaga uap.
Namun, sebetulnya mesin uap masih sangat populer di zaman sekarang ini. Dibuktikan dengan banyaknya PLTU di Indonesia, baik yang sudah beroperasi ataupun yang masih dalam perencanaan. Bahkan PLTN pun sebetulnya berprinsip pada mesin uap yang bahan bakarnya nuklir yang direaksikan.
Sebetulnya, memang mesin pembakaran luar kurang cocok dimasukkan ke dalam mobil atau pesawat karena power to weight ratio-nya kalah dengan mesin pembakaran dalam. Tapi, kita juga belum tahu sejauh apakah mesin pembakaran luar ini bisa dioptimalkan. Untungnya, dalam dekade terakhir sepertinya sudah mulai banyak yang ingin mengembalikan kejayaan mesin pembakaran luar. Penelitian tentang mesin uap, mesin organik rankine, mesin stirling dan sejenisnya (mesin ericsson, thermoacoustic stirling, mesin malone, dll) sedang giat-giatnya dilakukan. Semoga perkembangan mesin-mesin tipe ini terus berjalan dengan lancar.
Jadi, kenapa kita tidak mulai beralih ke mesin pembakaran luar?
Berikut ini video mesin stirling oleh Sony Wijaya@Youtube.
[mom_video type=”youtube” id=”q0WyvpDDulw”]
Dan mesin uap modern dari Channel How It’s Made@Youtube.