SMK Swasta Muhammadiyah 11 Sibuluan

Loading

Pemberian Hadiah Peringkat Kelas Semester Ganjil T.P. 2016/2017

Dokumentasi foto kegiatan pemberian piagam penghargaan dan hadiah bagi para siswa/siswi peraih peringkat 1, 2, dan 3 masing-masing kelas pada waktu penerimaan rapor semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017, Rabu 21 Desember 2016 di SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan Kabupaten Tapanuli Tengah.

DAFTAR PERINGKAT KELAS
SEMESTER GANJIL T.P. 2016/2017
NO.KELASPERINGKATNAMA SISWA
1X TKJ1PUTRI AISYURA GEA
2IKHSAN SANI PASARIBU
3ERTI BELASTARI TANJUNG
2X TKR1NERMANSYAH WARUWU
2ALDI PAZRI SITOMPUL
3IRSAN KHAIRUMAN SIMANULLANG
3X TSM 11AHMAD ALWI TANJUNG
2ARJUN SINAGA
3AGUNG SAHALA SIMANULLANG
4X TSM 21ROZI SAPUTRA
2SURYA BAHARI
3MUHAMMAD IRFAN SYAPUTRA
5XI TKJ 11APRI WADRI
2DICKY WIRANSYAH
3ARI SETIAWAN
6XI TKJ 21ROBIATUL ADAWIAH
2YALDI AL FARIS NAINGGOLAN
3NANDA SARI
7XI TKR 11
2
3
8XI TKR 21RIFANDI
2MARTIN KIA GOLO
3SOPIAN AMRI LUBIS
9XI TSM1ERLINA
2IHSANUL FIKRI HUTABARAT
3FAHRUL ROZI
10XII TKJ 11INDAH
2ANNISHA IKASARTIKA KOTO
3ADE RAY
11XII TKJ 21RAPITA WIZA OKTAVIA
2RAMA DHANIL LAIA
3ZUHRAINI MAULIDAH SIPAHUTAR
12XII TKR1ARIF PURNOMO
2ROMANSYAH
3RAJU SYAPUTRA
13XII TSM1MUHAMMAD ROBY RAMADHAN LUBIS
2HARYADI SUPRATNO
3KIKI PARDOMUAN SITOMPUL

 

SemkaMuSeSi Mobile Apps

Berdasarkan sumber dari Okezone.com, pesatnya penetrasi smartphone di Indonesia dinilai karena produk tersebut sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat, khususnya di perkotaan. Ina Hutasoit, Ketua Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) mengatakan, jangan beranggapan bahwa handphone sebagai barang mewah.

Menurutnya, tidak bisa dikatakan pula bahwa pesatnya penetrasi smartphone dari tahun ke tahun di Indonesia, disebabkan karena daya beli atau perekonomian masyarakat Indonesia sudah semakin meningkat.

Smartphone menjadi kebutuhan utama di samping pangan, sandang dan papan. Pesatnya pertumbuhan smartphone menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari, karena masyarakat membutuhkan informasi dan dipakai juga untuk mengakses internet.

Untuk mengarahkan dan memaksimalkan penggunaan smartphone (khususnya android) ke arah yang positif, SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan menyediakan aplikasi mobile sederhana yang dapat memudahkan masyarakat dan keluarga besar SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan pada khususnya untuk dapat mengakses website resminya.

Moratorium Ujian Nasional, Kemendikbud Dorong Ujian Sekolah Berstandar Nasional

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy bersama jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memaparkan rencana moratorium Ujian Nasional (UN) dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Kamis (1/12/2016). Dalam kesempatan tersebut, Mendikbud menyampaikan rencana pemerintah untuk mendorong pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) sebagai metode evaluasi capaian belajar siswa menggantikan UN.

“Berdasarkan data dan kajian, kami berkeyakinan moratorium UN harus dilaksanakan,” disampaikan Muhadjir Effendy, di Gedung Nusantara I Komplek Parlemen, Jakarta.

Dijelaskan Mendikbud bahwa sejak tahun 2015, UN tidak lagi dijadikan penentu kelulusan siswa pada suatu jenjang pendidikan. Dan di tahun 2017 mendatang, Kemendikbud mendorong terlaksananya USBN yang diselenggarakan oleh setiap satuan pendidikan/sekolah dengan mengacu pada standar nasional. Nantinya, ujar Mendikbud, kelulusan siswa akan ditentukan oleh tiap-tiap sekolah dengan standar nasional yang ditetapkan pemerintah pusat. Standar tersebut merupakan hasil kajian yang telah disesuaikan dengan hasil pemetaan yang diperoleh dari UN di tahun-tahun sebelumnya. Melalui moratorium UN dan mengalihkannya ke USBN, Kemendikbud berupaya membangun sebuah sistem dan instrumen sertifikasi capaian pembelajaran yang kredibel dan reliabel.

Moratorium UN, menurut Mendikbud, merupakan langkah pemerintah dalam melaksanakan Nawa Cita. Dalam rangka melakukan revolusi karakter bangsa, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berjanji untuk melakukan evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional, termasuk di dalamnya Ujian Nasional.

Putusan Mahkamah Agung (MA) nomor 2596 K/PDT/2008 tanggal 14 September 2009 mengamanatkan pemerintah agar dapat meningkatkan kualitas guru, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, serta akses informasi yang lengkap di seluruh daerah di Indonesia sebelum mengeluarkan kebijakan pelaksanaan Ujian Nasional lebih lanjut. Mendikbud menyampaikan selain dilatarbelakangi keputusan MA tersebut, moratorium UN dan pelaksanaan USBN didasarkan pada hasil kajian yang menyatakan bahwa hasil UN belum dapat menjadi instrumen peningkatan mutu pendidikan. Bentuk UN selama ini kurang mendorong berkembangnya kemampuan siswa secara utuh.

Lebih lanjut, Menteri Muhadjir menyampaikan bahwa UN cenderung membawa proses belajar ke orientasi yang tidak tepat. Berdasarkan hasil pengamatannya saat berinteraksi dengan guru di berbagai daerah, Mendikbud menyampaikan bahwa ada kecenderungan sekolah mengesampingkan atau mereduksi hakekat pendidikan, yaitu membangun karakter, perilaku dan kompetensi. Sekolah cenderung hanya terfokus pada mata pelajaran yang diberikan pada UN, kurang memperhatikan mata pelajaran lainnya. Bahkan beberapa guru yang mengampu mata pelajaran bukan mata pelajaran UN merasa tidak diapresiasi baik oleh sekolah maupun peserta didik.

Ditambahkannya, fokus berlebihan pada UN akan menjauhkan dari proses pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kritis, analitis. Dicontohkannya, sebagai proses evaluasi yang bersifat massal, sampai saat ini bentuk instrumen UN adalah pilihan ganda. Hal tersebut kurang sesuai dengan upaya pemerintah untuk menghadirkan generasi yang memiliki keterampilan abad 21. Mendikbud mengharapkan lebih banyak praktik-praktik yang mendorong siswa mengekspresikan pikiran dan gagasannya, seperti penulisan esai.

Menjawab kekhawatiran yang timbul di masyarakat terkait standar mutu pendidikan nasional, Mendikbud menyampaikan bahwa standar nasional pendidikan tetap dilaksanakan, tetapi kewenangannya didesentralisasikan ke daerah sesuai dengan amanat undang-undang. Lebih lanjut, pelaksanaan USBN dimaksudkan Mendikbud sebagai upaya pemberdayaan guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Terkait masa transisi dari penyelenggaraan UN menjadi ujian sekolah, Mendikbud menyampaikan beberapa langkah yang siap dilaksanakan pemerintah, diantaranya:

  1. Melakukan penyesuaian kebijakan terutama perubahan regulasi mengenai penyelenggaraan evaluasi pendidikan yang termuat dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 13 tahun 2015, serta peraturan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada PP nomor 17 tahun 2010.
  2. Memberikan fasilitasi kepada provinsi yang memerlukan instrumen seleksi siswa dari jenjang sekolah menengah pertama (SMP) ke sekolah menengah atas (SMA).
  3. Memberikan fasilitasi proses penyelenggaraan ujian sekolah, berstandar nasional termasuk pemetaan siswa dan pendidikan nonformal.
  4. Menyiapkan bahan sosialisasi kepada pemangku kepentingan.
  5. Melakukan optimalisasi dan revisi anggaran 2017 untuk pembinaan sekolah dan pengembangan sistem penilaian yang komprehensif.

Menutup paparannya, Mendikbud mengapresiasi kritik, saran dan masukan dari para anggota DPR. Selaku mitra strategis pemerintah, Mendikbud siap berdiskusi dan berkonsultasi dengan Komisi X dalam proses penetapan kebijakan. Diungkapkannya, saat ini Kemendikbud sedang memproses penerbitan Instruksi Presiden (inpres) terkait moratorium UN dan evaluasi pendidikan.

Rapat Kerja Komisi X DPR-RI dengan agenda utama pembahasan Moratorium Ujian Nasional dipimpin oleh Teuku Riefky Harsya, dan dihadiri oleh 30 Anggota Legislatif. Secara prinsip Komisi X DPR-RI dan Mendikbud menyepakati bahwa evaluasi pendidikan secara komprehensif. Lebih lanjut, Komisi X meminta agar Kemendikbud menyampaikan hasil kajian komprehensif mengenai moratorium UN serta detil rencana penggunaan anggaran pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2017.

Beragam tanggapan untuk pendalaman disampaikan oleh para anggota legislatif. Beberapa anggota yang menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan pendalaman terkait rencana pemerintah, diantaranya Anang Hermansyah, I Wayan Koster, Popong Otje Djunjunan. “Saya acungkan dua jempol atas langkah berani Saudara Menteri yang menunjukkan bahwa Saudara mengerti ruh pendidikan,” ucap Popong, anggota DPR-RI dari fraksi Golkar tersebut.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa moratorium UN masih dalam proses pembahasan dan menunggu hasil keputusan rapat terbatas. “Memang dari Menteri Pendidikan menyampaikan itu, tapi tentu saja harus ada ratasnya dulu. Harus ada Rapat Terbatas yang nantinya kita putuskan,” tegas Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu.

Cara Orang Tua Hindari Anak dari Bullying

Penyanyi berusia 19 tahun asal Inggris, Harris J, mengadakan konser di Jakarta, termasuk di 5 sekolah di Jakarta dan Bekasi. Pada konser yang bertajuk Love You Are itu, penyanyi beragama Islam itu juga mengkampanyekan kesadaran anti bullying pada anak-anak dan orang tua.

Penyanyi lulusan BRIT School of Performing Arts, London, itu mengaku merasa prihatin dan terpanggil untuk mengkampanyekan anti bullying.

“Kampanye ini bukan hanya untuk anak-anak, namun juga untuk orangtua, untuk orang-orang yang menonton konserku, dan juga para guru,” ujar remaja yang hapal 30 juzz Al Quran dan sempat ditayangkan di Youtube ini.

Pada Rabu, 16 November 2016 lalu, Harris J tampil di SD, SMP, dan SMK Global Prima Islamic School, Jalan Kaliabang, Bekasi Utara. Lebih dari 200 orang yang terdiri atas siswa para pengurus yayasan, guru, dan orang tua siswa, nampak antusias menyaksikan konser Harris J tersebut.

Sebelum konser Harris berlangsung, pada acara itu digelar talkshow, juga dengan tema yang sama. Talkshow itu menghadirkan Helen dam Fahira dari LSM Sejiwa dan dipandu penyiar radia Gen FM.

Mengomentari soal upaya menghindarkan anak dari tindak bullying, beberapa orang tua dan guru di Global Prima Islamic School mengaku, bahwa orang tua sangat berperan dalam menghindarkan anak dari tindak Bullying.

Salah seorang orang tua siswi SD, Lina Roslina, mengatakan, agar anak terhindar dari tindak bullying, orang tua perlu mengenali teman-teman anak di sekolah. Setiap pulang sekolah, anak juga ditanya tentang keadaan di sekolah, apa pengalaman di sekolah pada hari itu, dan masalah yang dihadapi anak. “Yang penting, selalu menghargai anak-anak supaya tumbuh percaya diri, jangan pernah bilang yang negatif tentang anak, “kata ibu dari Ghasani, murid kelas 2 SD ini.

Pendapat yang sama juga dikatakan Yanni, juga orang tua siswa. Menurutnya, orang tua perlu pendekatan batin, salah satunya, setiap anak pulang sekolah, ditanyakan tentang apa pengalaman di sekolah pada hari itu, main dengan siapa saja, dan apa permainannya. “Dari cerita anak, kita bisa tahu, apakah anak kita mengalami bullying atau tidak, “ujarnya.

Andaikata orang tua mengetahui anaknya dibully teman-temannya, kata Yanni, anak harus diajarkan untuk menghindar dari pelaku bullying, jangan takut, namun harus menghadapi teman yang melakukan bullying itu dengan kata-kata yang baik dan sopan.

Orang tua lain, Wikasari, menilai, orang tua perlu menyiapkan mental anak untuk siap berbaur atau bersosialisasi di pergaulan dimanapun. “Dalam pergaulan itu kan anak akan berhadapan dengan berbagai macam sikap dan karakter teman-temannya. Namun yang tak kalah penting, kita juga harus memahami karakter anak sendiri, “ujar ibu dari Indira, juga murid kelas 2 SD.

Pendapat lain dikemukakan Damayanti, ibu dari Ellectra, siswi kelas 2 SD. Menurutnya, agar anak terhindar dari tindak bullying, orang tua harus mengajarkan kasih sayang, peduli dan saling tolong menolong. Dengan mengajarkan itu, anak akan selalu mengingat hal positif dan terbiasa melakukannya. “ Anak akan selalu berbuat jujur, tidak menyakiti orang lain. Anak juga tidak akan merasa rendah diri, sebaliknya akan tumbuh percaya diri, “katanya.

Damayanti juga menilai, mengajarkan kemandirian serta nilai-nilai agama, anak akan terhindar dari perilaku bullying, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban.

Sedangkan Dian Carrolina, guru SD Global Prima Islamic Shool, mengatakan, orang tua perlu memberikan landasan agama yang kuat di keluarga dan meningkatkan percaya diri anak. “Orang tua juga perlu memilih lingkungan yang baik untuk anak-anaknya, “katanya.

Salah satu tindak bullying yang juga marak akhri-akhir ini adalah bullying melalui media sosial. Dalam upaya menghindarkan anak dari tindak bullying melalui media sosial itu, pada Sabtu, 26 November 2016, Komite Global Prima Islamic School juga akan menggelar acara Seminar Parenting dengan tema “Internet: Etika dan Bahaya” dengan menampilkan pembicara Teguh Arifyadi dari Indonesia Cyber Law Community (ICLC).

Silaturahmi Bersama Para Guru Pendiri Sekolah

15203120_1287283638002355_6885091001382879634_n

Sabtu, 26 November 2016, Sibuluan Indah — Panitia Penyelenggara Hari Guru Nasional SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan Tapanuli Tengah mengadakan acara Silaturahmi bersama para Guru pendiri SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan Tapanuli Tengah sesuai dengan salah tagline Hari Guru Nasional Tahun 2016 yaitu “Hormati Gurumu”. Guru-guru yang diundang adalah para guru generasi pertama sejak berdirinya SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan Tapanuli Tengah pada tahun 1989 yang silam, yaitu Bapak Drs. Tasrim Tanjung, Bapak Drs. Misno, Bapak Drs. Supriono, Bapak Drs. Bambang Sumantri, Bapak Drs. Yasman, Bapak Drs. Ibnu Zubeir, Bapak Drs. Ali Asnidal, Bapak Drs. Janner Sinaga, Bapak Nasruddin Panggabean, dan Ibu Dra. Syafni Piliang.

Namun, dikeranakan berbagai hal, hanya 5 (lima) orang saja yang dapat berhadir di acara tersebut, yaitu Bapak Drs. Tasrim Tanjung, Bapak Drs. Misno, Bapak Drs. Ibnu Zubeir, Bapak Drs. Ali Asnidal, dan Ibu Dra. Syafni Piliang.

Dalam kesempatan ini, para siswa/i berkesempatan memberikan cinderamata untuk para guru generasi pertama tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan foto bersama para guru generasi pertama dengan para guru generasi yang aktif bertugas di SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan Tapanuli Tengah saat ini.

Setelah itu, Kepala Sekolah pertama SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan Tapanuli Tengah, Bapak Drs. Tasrim Tanjung memberikan kata sambutan, sembari bercerita singkat tentang kondisi masa lalu sekolah diawal berdirinya. Beliau juga memberikan beberapa masukan dan nasehat untuk para guru yang masih aktif saat ini.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah untuk para pemenang lomba menyambut Hari Guru Nasional Tahun 2016 yang telah dilaksanakan di hari-hari sebelumnya.

Tim ekstrakurikuler Tapak Suci juga memperlihatkan aksinya dengan berbagai atraksi dan jurus-jurus yang telah mereka kuasai. Untuk mengisi acara hiburan, para pemenang lomba Vocal Solo/Grup dan Standup Comedy juga diberi kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya. Dan ditutup dengan tarian persembahan oleh siswi-siswi yang dibimbing oleh Ibu Sri Husna Hutagalung.

Dokumentasi kegiatannya dapat dilihat di bawah ini.

Pedoman Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan HGN dan Hut Ke-71 PGRI Tahun 2016

logo-hgn-2016-bulat

Pedoman Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan HGN dan Hut Ke-71 PGRI Tahun 2016, berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Surat Edaran Sekjen Pendidikan dan Kebudayaan.

[button color=”yellow” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” size=”big” align=”center” width=”full” link=”http://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/f434a4d5e08e9c7″ font_weight=”bold” target=”_blank” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan[/button]

[button color=”yellow” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” size=”big” align=”center” width=”full” link=”http://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/da1ad452d8ecc44″ font_weight=”bold” target=”_blank” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Surat Edaran Sekretaris Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan[/button]

[button color=”yellow” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” size=”big” align=”center” width=”full” link=”http://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/16a45a6aa4bbd07″ font_weight=”bold” target=”_blank” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Pedoman Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan HGN dan Hut Ke-71 PGRI Tahun 2016[/button]

[button color=”yellow” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” size=”big” align=”center” width=”full” link=”http://www.kemdikbud.go.id/main/files/download/f8bd9d4330f79d3″ target=”_blank” font_weight=”bold” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Pada Upacara Hari Guru Nasional, 25 November 2016[/button]

Menjadi Guru Itu Profesi Mulia

Guru adalah seorang pendidik sebagai insan yang mulia dan berjasa karena merekalah yang bertanggungjawab mendidik manusia bagi melahirkan generasi yang cerdas dan cakap serta sanggup melaksanakan tugas terhadap diri, keluarga, masyarakat dan negara. Guru dalam sejarah hidupnya senatiasa menghargai kejayaan anak didiknya serta sanggup berkorban dan melakukan apa saja untuk manfaat dan kesejahteraan orang lain.

Peranan guru adalah luas. Guru adalah pendidik, pembimbing dan pendorong. Dia juga penyampai ilmu, penggerak dan penasihat. Ini bermaksud, guru atau pendidik mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berat, olehnya itu guru bukanlah profesi sembarangan, di tangan merekalah masa depan murid dipertaruhkan. Mereka adalah orang yang memberi pengetahuan kepada muridnya, andaikan lalai maka murid yang dihasilkan pun produk gagal. Sebaliknya lahir tokoh-tokoh besar dari guru yang luas keilmuannya

Menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Kemuliaan seorang guru datang karena ia merupakan sosok yang berperan penting dalam membawa masa depan seorang anak didiknya. Tugas seorang guru yang mengubah orang yang bodoh menjadi orang yang pintar mengubah yang tadinya tidak tahu menjadi tahu merupakan tugas mulia yang diemban dari seorang guru. Selain itu tingkah lakunya menjadi panutan bagi semua orang. Inilah yang menjadi nilai lebih profesi ini dibandingkan dengan profesi lain, benar-benar istimewa bekerja sebagai guru.

Kedudukan guru merupakan kedudukan yang dihormati sebagai pembimbing di dalam keilmuan sehingga menjadi penyemangat dan inspirasi bagi muridnya untuk memilih bidang pekerjaan yang akan ditekuninya di masa depan, karena di tangan gurulah masa depan seorang anak berada, banyak tokoh-tokoh besar di dunia siapapun itu, mereka tidak akan seperti itu kalau bukan didik seorang guru yang hebat. Guru bangga jika melihat anak didiknya melampaui capaiannya, karena ia telah berhasil berbuat sesuatu yang berguna bagi semua orang dengan ilmunya.

Menjadi guru memiliki tantangan yang sangat kompleks salah satunya bagaimana kita dihadapkan dengan sebuah karakter yang berbeda dan bagaimana kita dapat mendidik dari perbedaan karakter, namun seorang guru dituntut dapat mengemban tugas untuk mencerdaskan anak bangsa, sehingga hal ini menuntut seorang guru untuk memiliki jiwa sebagai seorang pendidik. Menjadi pendidik tidaklah mudah, karena seorang guru harus menjadi bagian penting dalam perkembangan anak didiknya. Seorang guru harus mampu memahami karakter setiap anak didiknya sehingga dapat menjalin keakraban dan kebersamaan yang nantinya dapat membantu dalam proses mendidik dan mengajarkan ilmu kepada siswa dan pada akhirnya dapat memotivasi dan mendorong siswanya untuk dapat meraih cita-cita yang diimpikan.

Menjadi guru harus ikhlas mengajarkan ilmu dengan penuh kasih sayang dan cinta serta selalu sabar dalam membimbing kita walau hanya sekedar untuk membaca, menulis dan berhitung, karena dengan keikhlasan dan kasih sayang guru dalam mengajarkan sebuah ilmu kepada setiap anak membuat terkadang diri kita terkenang akan jasa para guru.
Kesejahteraan seorang guru tidaklah seperti kesejahteraan profesi yang lain seperti pejabat, artis maupun pegawai instansi lainnya. Namun, kebanggan dan kepuasan menjadi seorang guru tidaklah dapat diukur dari gaji yang diterima setiap bulan melainkan melakukan suatu pekerjaan mulia untuk memberikan ilmu kepada anak bangsa sehingga nantinya mereka akan menjadi manusia yang lebih baik serta kebahagian atas pahala yang tak pernah berhenti mengalir teruntuk seorang guru yang telah berjasa dalam mencerdaskan dan mendidik anak-anak tersebut walaupun guru tersebut telah tiada.

Olehnya itu patutlah anda berbangga dan berbahagia saat ini jika anda berprofesi sebagai seorang guru, karena ada banyak manfaat yang dapat anda berikan kepada anak didik anda sehingga nantinya mereka dapat menjadi generasi muda yang berguna dan berprestasi di masa depan. Selain itu jadilah seorang guru yang bersikap dan berakhlak baik karena anda adalah sebagai suri tauladan di tengah masyarakat terlebih menjadi teladan bagi siswa sehingga patutlah memberikan contoh yang baik kepada para siswa sehingga mereka dapat mencontoh dan meneladaninya dikemudian hari.

[Surat Edaran] Tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan

Merujuk Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 4678/D/Kep/MK/2016 tanggal 2 September 2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, bersama ini Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan menyampaikan bahwa Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan tersebut mulai berlaku pada tahun pelajaran 2017/2018 untuk kelas X (sepuluh).

Berikut ini kami lampirkan dokumennya :

Untuk mengunduh dokumen dapat melalui tombol link berikut ini :

[button color=”yellow” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” size=”big” align=”center” width=”full” link=”https://doc-0g-5o-docs.googleusercontent.com/docs/securesc/g0dm0lpat8bcoqs7frac1hntp7234j36/g6clk0memu5e207m5m2ho6gpcagibfhv/1479722400000/03792998615648681220/05622458821863151022/0BxR_3PgstxdmRXNTcnkwVllxV0dwbmUyaWxPR1ZIa0hPMkFV?e=download&nonce=t4ird234gl8ds&user=05622458821863151022&hash=2b5vmfpvjf0q7e65jmd1ti0kviaum0vj” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Surat Edaran dan Lampiran[/button]

[button color=”yellow” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” size=”big” align=”center” width=”full” link=”https://doc-0o-5o-docs.googleusercontent.com/docs/securesc/g0dm0lpat8bcoqs7frac1hntp7234j36/iqdbsrkmqkdbocj559to1mn4vf0k8htf/1479722400000/03792998615648681220/05622458821863151022/0BxR_3PgstxdmWVFsUEt2WXdXN0hRVnNXVGgwWW13QmI0WnYw?e=download&nonce=n33up94eg86sa&user=05622458821863151022&hash=m3kij52fm5btcrtrh4iq291rh9l31kgi” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen Tentang Spektrum Keahlian PMK[/button]

Jaga Gairah Guru kalau Mau Pendidikan Maju!

2207270thinkstockphotos-467864409

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa….

Masih hapal lirik lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di atas? Lagu untuk para guru dan pendidik. Lirik lagu itu menunjukkan betapa mulia profesi guru. “Pendidik adalah teladan bagi peserta didiknya,” kata CEO & Founder Elite Tutors Indonesia, Sumarsono.

Guru, lanjut Sumarsono, tidak hanya bertanggung jawab atas penyampaian materi tetapi juga berperan sebagai panutan. Namun, tak bisa dimungkiri guru juga manusia biasa yang memiliki banyak kebutuhan hidup untuk dipenuhi. Sayangnya, keluhan soal kesejahteraan para guru masih terus saja bergaung. Masalah ini menjadi agenda Konferensi Kerja Nasional III Persatuan Guru Republik Indonesia pada Januari 2016.

Keluhan yang mencuat antara lain pengucuran tunjangan belum tepat waktu. Persyaratan penerimaan tunjangan juga dirasa terlalu banyak. Proses kenaikan pangkat pun disebut masih rumit. Belum lagi soal jabatan fungsional dan kecilnya pendapatan guru honorer. Juga, sejumlah tunjangan khusus disebut belum merata. Padahal, tanggung jawab guru tidak kecil. Rasio guru dan murid juga sering tak seimbang.

Menurut PP 74/2008 tentang Guru, idealnya satu guru maksimal mengajar 20 siswa. Kenyataannya, satu guru kerap mendidik lebih dari 40 siswa pada satu waktu. Terlebih lagi, ada tuntutan moral dan etika yang erat melekat pada sosok guru, mulai dari tutur kata hingga perilaku. Untuk itu semua, seorang guru harus terus-menerus mengasah kualitas dan membangun kepribadian.

“Jadilah guru yang kehadirannya selalu dinanti peserta didik karena metode pengajarannya menarik,” ujar Sumarsono. Agar pengajaran efektif, lanjut Sumarsono, guru sebaiknya memastikan pula terlebih dahulu muridnya memang sudah siap menerima materi pelajaran.

Gairah

Sumarsono mengaku tidak sependapat bila guru harus menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Bukan pula berarti guru perlu medali. Namun, kata Sumarsono, guru harus dipastikan hidup sejahtera. Harapannya, kesejahteraan itu akan membuat guru terus termotivasi mengembangkan diri. “Semakin berkembang guru, ia akan semakin maksimal mengajar, sehingga anak didik ikut berkembang,” ungkap Sumarsono.

Menurut Sumarsono, saat ini pendidikan masih terlalu terpaku pada pengabdian. Seolah-olah, kata dia, mulianya profesi ini membuat guru tidak perlu sejahtera. “(Namun), saya menekankan, pendidik jangan (lalu) menuntut dibayar mahal, tapi (pendidik yang harus) memantaskan diri,” tegas Sumarsono. Tentu saja, guru juga harus terus menambah kompetensi agar pantas dibayar mahal itu. Di dalamnya termasuk mempelajari kasus-kasus yang berkembang di dunia pendidikan dan cara menghadapi anak-anak tertentu.

“Nah, bagaimana pendidik (sekarang) mau berkembang kalau sambil mikir besok mau makan apa? Pendidikan macam apa yang mau dibangun oleh pendidik yang tidak sejahtera?” tanya Sumarsono.

Berangkat dari pemahaman tersebut, Sumarsono pun memastikan para tutor di lembaganya mendapatkan bayaran pantas dan hidup sejahtera. Dari situ dia juga memastikan kualitas para pengajar di lembaganya. “Guru harus memiliki dua kualitas utama. Kualitas latar belakang akademik dan kepribadian menarik,” tegas dia.

Menurut Sumarsono, peserta didik akan sulit menerima ilmu dari guru yang tidak konsisten dan perilaku kesehariannya bertolak belakang dengan ajarannya. Sistem evaluasi pun Sumarsono bangun. Hasil dari proses ini dilaporkan pula ke orangtua murid, berbarengan dengan data perkembangan program. “Jadinya, guru pun semangat belajar,” ungkap dia.

Satu lagi, gairah atau passion adalah kata penting dalam proses pendidikan. Guru yang punya gairah tinggi mendidik akan otomatis punya empati kepada anak didiknya. Dengan sendirinya, sebut Sumarsono, guru itu berpikir kesuksesan peserta didik adalah kesuksesannya. Sebaliknya juga buat para murid.

Lagi-lagi, gairah ini tak bisa dipisahkan dengan kesejahteraan. Sumarsono menganalogikan, gairah tanpa kesejahteraan ibarat mengendarai mobil tanpa pengisian kembali bensin. “Tinggal tunggu mogok (kalau begitu),” tegas dia.

Menjadi Orang Tua Hebat Untuk Keluarga dengan Anak Usia SMA/SMK

Buku saku pustaka Sahabat Keluarga Kemdikbud, “Menjadi Orang Tua Hebat Untuk Keluarga dengan Anak Usia SMA/SMK”

[document url=”http://smkm11tapteng.sch.id/wp-content/uploads/2016/11/Buku-Saku-SMA-SMK-13052016-laman.pdf” width=”600″ height=”420″]

[button color=”yellow” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” size=”big” align=”center” width=”full” link=”http://smkm11tapteng.sch.id/wp-content/uploads/2016/11/Buku-Saku-SMA-SMK-13052016-laman.pdf” font_weight=”bold” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Buku[/button]