SMK Swasta Muhammadiyah 11 Sibuluan

Loading

Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), maka terjadi revisi pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan khususnya untuk jenjang SMK dan MAK.

Delapan Standar Nasional Pendidikan terdiri atas :

  1. Standar Kompetensi Lulusan
  2. Standar Isi
  3. Standar Proses Pembelajaran
  4. Standar Penilaian Pendidikan
  5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
  6. Standar Sarana dan Prasarana
  7. Standar Pengelolaan
  8. Standar Biaya Operasi

Untuk lebih jelasnya, SNP SMK/MAK Revisi tahun 2018 dapat dilihat pada tautan berikut.

[button color=”orange” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” size=”big” width=”full” link=”http://psmk.kemdikbud.go.id/epub/download/DTLKRbGqb82YRRSe5kEuoVYKwA1YLgYmKg8oziZZ.pdf” target=”_blank” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Tautan SNP SMK/MAK Tahun 2018[/button]

 

Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba Siswa SMK – BNN Polda Sumut

Pada tanggal 15 s.d. 17 November 2018, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polda Sumatera Utara menyelenggarakan acara Sosialisasi Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obat Terlarang (Narkoba) di Garuda Plaza Hotel – Medan, Sumatera Utara.

Peserta sosialisasi ini adalah siwa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berasal dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Para peserta yang hadir juga didampingi oleh Guru Pendamping dari masing-masing daerah.

Ikhwan Rahmansyah Tanjung dan Putri Aisyura Gea yang merupakan siswa-siswi SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan Kabupaten Tapanuli Tengah mendapat kesempatan untuk mengikuti acara tersebut bersama beberapa siswa-siswi lainnya dari sekolah lain sebagai utusan dari Kabupaten Tapanuli Tengah. Meraka didampingi oleh Kepala Sekolah SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan, Bapak Dedy Fahri Sahnur Sihotang, S.Pd yang ditugaskan oleh Cabang Dinas Pendidikan Sibolga.

Acara yang dilaksanakan selama 3 hari ini bertujuan untuk membantu para peserta berkembang menjadi anggota masyarakat yang sehat bebas narkoba.

BNN dan Polda Sumut yang bertindak sebagai narasumber memaparkan beberapa dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba bagi remaja, antara lain; perubahan sikap, perangai dan kepribadian, kerap bolos sekolah, dan mudah tersinggung. Beberapa faktor pendorong yang membuat remaja mengonsumsi narkoba antara lain; rasa ingin tahu, solidaritas kelompok, rasa ingin terlihat gaya dan modern, melupakan stress, mengikuti tokoh idola, dan ikut-ikutan teman.

Semoga dengan diadakannya kegiatan ini dapat mengurangi dan memberantas penyalahgunaan narkoba khususnya bagi para remaja.

Sumber : Putri Aisyura Gea

 

Ikamusesi Gelar Turnamen Mini Soccer U 22 Cup

Ikatan Alumni SMK Muhammadiyah 11 Sibuluan (Ikamusesi) menggelar Turnamen Mini Soccer U 22 Cup di Kelurahan Sibuluan Nalambok, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Kegiatannya dibuka Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 11 Sibuluan, Dedy Fahri Sahnur Sihotang pada Minggu (14/10) silam.

“Turnamen ini digelar untuk menjauhkan pemuda dari bahaya narkoba serta menggali potensi pemuda dalam dunia sepak bola di Kota Sibolga dan Tapteng,” ujar ketua panitia Zulpadli Alamsyah Gea.

Zulpadli Alamsyah menjelaskan sedikitnya 24 tim ikut bertanding dalam turnamen ini memerebutkan Piala Ikamusesi U 22 Cup 2018.

Ia berharap ke depan pemerintah kedua daerah memberikan dukungan penuh untuk menggali potensi pemuda, khususnya sepak bola.

“Kita berharap turnamen seperti ini mampu ditingkatkan lagi, tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah,” imbuhnya.

Pada turnamen ini, Tim Gery FC dari Kota Sibolga berhasil keluar sebagai juara I. Sementara, tim Sihobuk FC Tapteng meraih juara II, dan Budi Luhur FC Tapteng, juara III.

Sumber : Tapanuli Today

Juara 3 Piala Ka.Kanpora Tapteng 2018

Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan berhasil meraih Juara III dalam turnamen Futsal Antar Pelajar memperebutkan Piala Ka.Kanpora Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2018. Seluruh pertandingan dalam turnamen ini diselenggarakan di lapangan futsal Dolsar, Pandan.

Turnamen ini terbagi menjadi 2 tingkat, yaitu tingkat SLTP dan tingkat SLTA. Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan lolos ke semi final setelah mengalahkan SMK Negeri 1 Tapian Nauli dengan skor 11-3, SMAK Eben Ezer dengan skor 11-0, dan SMA Negeri 1 Matauli Pandan dengan skor 6-5.

Pada laga semi final, Tim SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan dikalahkan oleh SMA Negeri 1 Tukka dengan skor 2-3. Dan pada laga perebutan Juara III, dihadapkan dengan MA Negeri Barus. Namun, karena tim lawan tidak dapat hadir pada jadwal yang telah ditentukan, maka berdasarkan peraturan, Tim SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan dinyatakan menang dengan skor 5-0.

Sedangkan pada laga final, SMA Negeri 1 Tukka akan berhadapan dengan SMA Negeri 1 Sitahuis.

Manager Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan, Bapak Ahmad Yelly mengaku cukup puas dengan hasil kerja keras yang diraih oleh para pemain. Bapak Eddy Hazmin Tanjung selaku pelatih, Bapak Ronny selaku asisten pelatih, dan Bapak Herjiano Panggabean selaku official tim juga sangat mengapresiasi usaha dari para pemain, dan bertekad untuk terus berusaha mengasah skill para pemain agar dapat meningkatkan prestasi pada turnamen-turnamen yang akan datang.

Kepala SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan, Bapak Dedy Fahri Sahnur Sihotang cukup merasa bangga atas prestasi ini. Karena dengan prestasi ini, tentu saja akan meningkatkan pamor dan nama baik sekolah.

Berikut ini daftar pemain Tim Futsal SMKS TI Muhammadiyah 11 Sibuluan yang ikut berpartisipasi dalam turnamen ini :

  1. Aidil Fitra Simanjuntak (X TSM 1)
  2. Akbar Wandana (XI TKR)
  3. Ari Wardana (XII TSM)
  4. Dandi Ferdiansyah Lubis (XI TKJ 1)
  5. Julham Tanjung (XI TKR)
  6. Jupriansyah Caniago (XII TSM)
  7. Masfuadi (XII TSM)
  8. Muhammad Fadli (XII TSM)
  9. Pebrianto (XII TKJ)
  10. Ricky Syaputra Tanjung (XII TSM)
  11. Saddam Husein Panggabean (XII TKR)

Mendampingi Anak Masuk SMK

Tulisan ini dibuat berdasarkan permintaan banyak orang tua para siswa/siswi SMK yang sudah pernah menikuti pengarahan Penguatan Pendidikan Karakter yang diselenggarakan di sebagian besar SMK Negeri dan Swasta Indonesia.

Menurut orang tua siswa, untuk mendampimngi anak selama 3-4 tahun tidak bisa hanya mendengarkan penceraha selama 2 jam. Seiring perkembangan zaman, rang tua juga ingin fokus membimbing anak untuk mencapai keberhasilan pada masa depan.

Anak sudah lebih dulu mengikuti zaman nya sedangkan orang tua masih belum siap menghadapi perkembangan zaman dan masih terjebak pada zamanya. Anak zaman sekarang sudah terbilang ahli dalam penggunaan teknologi digital, sedangkan kebanyakan orang tua belum tahu banyak tentang tentang informasi teknologi digital.

Buku ini diharapkan bisa membantu para orang tua untuk mendampingi anak yang duduk di bangku SMK untuk membangun karakter dan tidak terpengaruh oleh perkembangan teknologi digital.

 

BERANJAK DEWASA

Tanda anak memasuki usia dewasa dan akan melepaskan sifat kekanak-kanakanya adalah ketika mereka lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau SMP/MPS. Orang tua masih belum menyadari bahwa saat itu normalnya di sebut masa Akil Baligh.

Pada masa ini, peran orang tua sangatlah vital, karena anak akan dihadapkan dengan suatu pilihan dimana jawabanya bisa berasal dari diri sendiri atau si anak memilih suatau pilihan hanya “karena teman”.

Orang tua harus bisa memahami si anak dalam posisi yang mana. Berdiskusi santai dengan anak bisa menjadi solusi untuk perkembangan pikiran anak agar menjadi lebih dewasa dalam menentukan pilihan dan yang tidak kalah penting adalah si anak bisa bertutur dengan bahasa yang lebih baik.

SLTA (SMA/SMK/MA) juga turut mengundang pembicara untuk memotivasi siswa kelas 9 menjelang pelaksanaan UN SMP sederajat disekolahnya. Orang tua sebaiknya memberi saran kepada anaknya untuk menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh motivator. Setelah itu orang tua bisa meminta anak untuk menceritakan informasi apa yang si anak dapat untuk dijadikan bahan pertimbangan dan lagi-lagi lakukan diskusi santai dan mintalah pendapat si anak.

Ketika anak sudah memiliki kepercayaan diri dan sudah bisa memilih sekolah kesukaanya berdasarkan hati atau mengikuti temanya, ini adalah bagian dari proses pendewasaan. Anak harus dibebaskan memilih sekolah yang mereka suka agar kedepanya tidak ada alasan malas sekolah.

Disini yang harus dilakukan orang tua adalah merestui kemauan anak, dan orang tua sebaiknya tidak memiliki pendapat untuk anak dimana si anak harus melanjutkan sekolah dan jangan pernah membandingkan berhasilnya anak tetangga karena mengikuti kemauan orang tua dalam menentukan sekolah. Biarkan anak yang membebaskan diri dan hatinya menentukan pilihanya.

Orang tua harus mengingatkan anak untuk bertanggungjawab atas keputusan dan pilihanya. Dengan ini, orang tua sudah mulai berperan aktif sebagai sahabat dan menyadari betapa pentingnya sekolah saat kelulusanya dari SLTP.

 

LEBIH MENGENAL SMK LEBIH DEKAT

Sekolah Menengah kejuruan (SMK) memiliki 9 bidang keahlian dengan 48 program bidang studi keahlian dan 148 kompetensi keahlian (sesuai Spektrum Kurikulum 2017) artinya semua jurusan menyalurkan bakat, minat dan hobby dan lowongan kerja yang tersedia bagi anak yang akan melanjutkan ke SMK. Belajar di SMK  juga mendapatkan mata pelajaran umum seperti, Agama, Olah Raga, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan sebgainya disesuaikan dengan kompetensi keahlian.

Keistimewaan SMK yang lain adalah praktek langsung di sekolah sesuai kompetensi keahlianya dan juga praktek kerja lapangan di perusahaan-perusahaan yang menampung siswa praktek selama 3 s/d 6 bulan guna mempersiapkan diri untuk berkerja setelah tamat dari Pendidikan SMK.

Tamatan SMK juga berhak melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi dengan jalur SNMPTN/SBMPTN dan bisa lewat daftar Bidik Misi (Beasiswa Kuliah) serta kuliah Ikatan Dinas, atau bisa pula melanjutkan menjadi anggota TNI/POLRI.

Dan, yang terpenting adalah para siswa mendapatkan bimbingan dan latihan untuk menjadi pengusaha agar memiliki jiwa kewirausahaan sejak muda dan sejak duduk di bangku SMK.

 

LKS

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) diselenggarakan setiap tahunya mulai tingkat sekolah berjenjang ke tingkat rayon, kabupaten, kotamdya hingga berlanjut ketingkat Provinsi dan Nasional, bahkan berkanjut ketingkat ASEAN dan Dunia.

 

UNTUK APA SEKOLAH ?

Ketika ditanya, untuk apa menyekolahkan anaknya ? hampir 100% menjawab agar anak jadi pintar.

Tapi, mungkin masih ada jawaban yang tidak pernah terungkap. Selain “Agar anak jadi pintar”, orang tua juga menginginkan anaknya supaya berhasil dimasa depan, artinya orang tua tidak menginginkan anaknya jatuh misikin, karena salah satu tujuan sekoalh adlah menghapus kemiskinan.

Orang tua di tuntut bisa memberi penjekasan secara hakiki kepada anaknya, bahwa melanjutkan Pendidikan formal ke SMK berarti Sekolah Menghapus Kemiskinan.

Menimba Pendidikan di SMK tidak hanya sekadar menimba ilmu dan pengalaman tetapi belajar di Sekolah Mencari Kehidupan dan prestasi. Rajin ke Sekolah, Belajar, Membantu orang tua adalah pangkal dari kehebatan siapa pun.

 

KUNCI KEBERHASILAN SISWA SMK

Siswa SMK haruslah paham dan menyadari kode etik, etika, etos anak. Ada beberapa point yang harus dijalani seperti :

  1. Menghormati Orangtua dan Guru.

Menghormati Orangtua adalah perintah agama yang tidak boleh dilanggar dan merupakan kewajiban anak. Hal ini adalah bagian dari persiapan diri dari anak yang suatu saat kelak akan menjadi orangtua juga. Maka anak yang menghormati orangtuanya akan menjadi anak yang terhormat dikemudian hari.

Jika dirumah sudah terbiasa menghormati orangtua, maka hormat pada guru disekolah adalah hal yang akan selalu dilakukan begitu pula sebaliknya.

Orangtua juga merupakan guru abadi dan guru terbaik sepanjang hidup jadi menghormati orangtua adalah bagian penting pada kehidupan.

  1. Sudah Bisa Bangun Pagi Sendiri

Bangun pagi adalah kodrat alamiah setiap manusia. Manusia dewasa haruslah bisa melakukan hal ini, bangun pagi tanpa bantuan orangtua adalah representasi dari kedisiplinan. Hal ini harus dibangun pada diri masing-masing siswa sejak dini.

  1. Sudah Mampu Mencuci Baju dan Seragam Sekolah

Mencuci baju dan celananya sendiri adalah bagian dari latihan kemandirian yang sangat mendasar. Bertanggung jawab kepada dirinya sendiri untuk melengkapi kebutuhan dirinya sendiri.

Dalam hal ini, anak akan berlatih tentang prioritas. Mana pakaian yang paling kotor dan perlu perhatian lebih dalam proses permbersihan. Anak juga akan tau apa penyebab pakaian kotor sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Anak berlath kemandirian agar suatu saat kelak jika mereka harus pergi merantau jauh dari rumah dan orangtua, mereka sudah biasa melakukan semua sendiri.

  1. Melaksanakan Kewajiban Agama Tanpa Perintah Orangtua atau Guru

Melaksanakan kewajiban agama tanpa perintah orangtua atau guru merupakan kenikmatan tersendiri. Anak harus memanfaatkan waktu sehat dan bugar untuk melaksanakan kewajiban beragama. Proses ini merupakan wujud dari pembentukan karakter yang bertanggungjawab.

  1. Belajar Dirumah Tanpa Perintah Orangtua

Belajar dirumah dengan kesadaran diri sendiri tanpa diperintah oleh orang tua merupakan langkah yang sangat baik untuk menunjang rasa tanggungjawab dan haus akan ilmu. Banyak siswa yang setelah usai kegiatan belajar disekolah memutuskan untuk bermain. Bukan berarti bermain itu dilarang, tapi sebagai siswa, mereka harus bisa memprioritaskan mana yang lebih mereka butuhkan. Dengan belajar dirumah maka si anak akan bisa menyerap ilmu lebih banyak dan hasilnya tidak akan mengecewakan. Dalam hal ini, Intensitas belajar harus lebih banyak daripada bermain. Orangtua bisa mengawasi apa yang anak lakukan, jangan melarang anak bermain tapi beri pengertian bahwa belajar adalah prioritas tama mereka sebagai siswa. Saat libran sekolah adalah waktu untuk bermain dan Refresh otak mereka.

  1. Menjaga Kebersihan dan Kerapihan Diri

Tahap ini adalah tahap dimana peran orangtua sangat dibutuhkan. Untuk anak laki-laki, peran ayah sangat vital dalam mengajari anaknya bagaiman berpenampilan rapih, bersih dan santun seperti rambut pendek dan memotong kuku. Ayah bisa menemani anak pergi ke salon untuk memotong dan merapikan rambutnya atau lebiha baik ketika si ayah bisa mencukur rambut anaknya. Ayah bisa memberi wejangan kepada anak sembari mencukur rambut. Tahap ini merupakan bagian penting untuk interaksi batin kepada anak. Pada fase ini anak sedang menjalani tahap dimana si anak ingin dibebaskan, mereka tidak mau keinginan mereka dibatasi atau bahkan dilarang. Jadi pendekatan emosional dari orang tua sangat diperlukan disini. Untuk siswi perempuan bisa berkonsultasi kepada ibu nya. Jika mereka adalah seorang muslim, mereka akan diarahkan bagaimana berpenampilan selayaknya perempuan muslim. Mengenakan jilbab dan menggunakan pakaian tertutup yang tidak memperlihatkan aurat adalah pola pembentukan diri yang diajarkan oleh agama, karena untuk muslim dan Muslimah bab pertama dalam ilmu Fiqih adalah Toharoh/Bersuci. Menjaga kebersihan dan kerapihan diri adalah bagian esensial dalam pembentukan karakter anak.

  1. Tidak Menyalahgunakan Media Sosial

Pada zaman ini, Media Sosial merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan terutama oleh para anak muda. Sejatinya, Media Sosial diciptakan untuk saling memberi informasi dan berbagi hal-hal positif, tapi seiring berjalanya waktu, justru banyak masalah yang timbul dari Media sosial. Penyebaran isu SARA, Penebaran Kebencian, Sharing konten Porno, kasus penculikan bahkan Bunuh diri sudah dilakukan secara Live di Media Sosial. Pemerintah mengeluarkan undang-undang ITE untuk memberi batasan pada konten media sosial yang sudah terlampau provokatif. Peran guru dan orangtua disini sangatlah vital. Guru dan orangtua harus berkerjasama dalam menuntaskan masalah “kecanduan medsos”, dan harus dilakukan penyuluhan agar siswa mengerti bahwa konten di media sosial seperti pisau bermata dua, di satu sisi bisa sangat bermanfaat dan di sisi lain sangatlah mematikan. Kampanye internet positif juga belum bisa menutup lajur situs dan konten eksplisit dan porno, hingga akhirnya Google sebagai perusahaan IT terbesar di dunia membuat sistem Safe Search. Sistem ini diharap bisa menekan laju konten negative untuk muncul ke permukaan dan diharap membantu mendorong konsep internet positif untuk tampil lagi sebagai filter untuk para netizen yang “haus” informasi dari internet.

  1. Tidak Merokok dan Menjauh Dari Jangkauan Asap Rokok

Tidak pernah ada yang mengajurkan siapa pun untuk merokok, karena dampaknya sangatlah buruk untuk kesehatan si perokok aktif dan perokok pasif. Tapi kenyataanya, sudah banyak siswa sekolah dasar yang dengan santainya merokok didepan umum, dan untuk anak sekolah lanjutan tingkat atas, sudah bukan hal yang aneh untuk khlayak jika melihat mereka merokok. Semua pihak berwenang harus ikut berpartisipasi menuntaskan masalah ini, terutam untuk para siswa, mereka sebaiknya menjaga kesehatan mereka dengan tidak merokok karena untuk meraih cita-cita dibutuhkan fisik dan mental yang sehat.

  1. Tidak Menggunakan Narkoba, Narkotika, Minuman Alkohol dan Zat Adiktif Lainya.

Menggunakan Narjoba berarti sudah kontrak mati. Bagaimanapun pengguna narkoba seperti sudah tidak punya harapan lagi, sangat sedikit yang bisa terlepas dari jeratan narkoba baik dari pihak pengguna dan pengedar. Semua pihak perlu bertanggungjawab akan masalah narkoba ini, pendekatan emosional dari orang tua harus sering dilakukan, sampaikan dengan santai, dengan bahasa dan istilah yang si anak kenal, perlahan tapi pasti tertanam dihati anak. Jika perlu berikan sedikit rasa takut, berikan visualisasi tentang bagaimana mengerikanya para “jungkie” yang banyak mati karena narkoba, atau para pengedar yang di hukum seumur hidup bahkan di hukum mati. Peran guru disekolah juga sebagai pembimbing dan pengawas anak, apa yang mereka lakukan dalam lingkungan sekolah. Lalu pemerintah juga harus lebih gencar memberi penyuluhan tentang bahaya narkoba. Dengan menjalani itu semua, maka sedikit demi sedikit masalah narkoba bisa diselesaikan dan para siswa bisa melanjutkan Pendidikan mereka dan meraih cita – cita.

  1.  Tidak Melanggar Peraturan Agama

Sembilan hal diatas tidak akan berjalan tanpa doa dan ikhtiar kepada Tuhan yang maha ESA. Lalu permasalahan paling besar justru timbul di fase ini, dimana setiap individu seharusnya menaati perintah agama, tapi kenyataanya pelanggaran aturan agama sudah biasa dilakukan oleh masyarakat modern. Seks bebas, mabuk-mabukan dan masih banyak hal yang tidak terpuji justru malah lumrah dilakukan. Banyak terjadi kasus siswa/siswi yang melakukan hubungan seksual seperti layaknya pasangan suami istri. Banyak pula kasus hamil duluan dan akhirnya di gugurkan, ada juga yang akhirnya menikah dan cita-cita yang sudah dibangun sejak dulu lenyap begitu saja. Masa muda terrengut akibat nafsu sesaat. Ini adalah fase paling mengkhawatirkan, dimana banyak anak sekolah yang pacaran dan hubungan itu berlangsung “kelewatan”. Pendidikan seks sejak dini memang perlu dilakukan dalam keluarga. Orangtua harus memberi tahu bagaimana konsekuaensinya jika anak-anak berani melakukan hubungan seks diluar nikah. Masalah ini harus diberi perhatian khusus dari semua pihak untuk masa depan yang lebih baik.

 

MENJAGA POLA HIDUP dan MAKANAN SEHAT

Membuat tattoo dan mentindik bagian tubuh yang tidak seharusnya terutama untuk laki-laki adalah hal yang bisa menjadi masalah besar di masa depan. Saat tes kesehatan di perusahaan tempat kita ingin berkerja, tattoo dan tindik bisa menjadi penyebab kegagalan. Karena seperti dijelaskan diatas, kebersihan dan kerapihan adalah point penting untuk menjadi individu yang maju.

Menjaga makanan juga hal yang sangat penting. Siswa biasaya selalu makan makanan praktis yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan seperti gorengan, es dan yang lainya. Orangtua juga sebaiknya melakukan pengawasan disertai dukungan terhadap kesehatan anak. Orangtua bisa membuat makanan sehat untuk dibawa ke sekolah untuk menghindari anak “jajan” makanan tidak sehat, asupan makanan sehat sangat penting untuk perkembangan otak siswa.

 

KENAKALAN YANG MELAMPAUI BATAS

Tawuran sudah menjadi momok bagi pihak sekolah dan orangtua sejak berpuluh puluh tahun lalu. Tawuran biasanya hanya di picu masalah sepele, seperti saling ejek. Tapi masalah makin besar sampai harus diselesaikan dengan pertarungan. Tidak sedikit korban luka dan meninggal ketika tawuran. Masa SMK memang masa yang paling rawan. Disana siswa ingin mencari jati diri dan menunjukan eksistensi mereka. Mereka akan langsung tersinggung apabila sedikit harga diri mereka di usik.

Perubahan perangai dan sikap menjadi semacam “Shockwave” untuk orang tua. Ada orangtua yang bisa menangani masalah ini sehingga anak kembali pada kodratnya sebagai pelajar. Ada pula yang gagal menangani masalah ini dan harus “kehilangan” anak mereka. Pada usia ini anak memang mencapai masa yang dinamakan masa “puber”. Mereka mulai menyukai lawan jenis dan mereka ingin di akui oleh orang lain.

Mereka akan melakukan apapun demi pengakuan. Jika hal yang dilakukan untuk mendapat pengakuan adalah hal positif seperti menjuari lomba-lomba akademis seperti lomba debat maupun non akademis seperti lomba bernyanyi, maka sekolah dan orangtua telah berhasil menjadikan anaknya anak yang berhasil.

Orangtua juga sesekali bisa memeriksa tas anaknya, periksa juga alat komunikasinya. Lalu para orangtua siswa/siswi dan pihak sekolah bisa menjalin kerjasama untuk menanggulangi tawuran antar sekolah.

 

PENCEGAHAN KELAKUAN DILUAR BATAS SISWA

Banyak kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler yang diselenggarakan pihak sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler biasanya dilakukan diluar jam sekolah, hal ini banyak disalah artikan oleh orang tua siswa.

Osis dan Pramuka misalnya, kegiatan ini tidak jarang mengambil lokasi diluar sekolah, misalnya kegiatan berkemah atau latihan kepemimpinan. Orang tua harus paham bahwa kegiatan ini kegiatan positif, dan bisa menjadi alternatif untuk mencegah tawuran.

Olahraga dan kesenian juga sarana pembentukan jasmani dan mental yang sehat. Olahraga selain membentuk jasmani yang sehat dan kuat, bisa membangun jiwa sportifitas. Kegiatan olahraga sangatlah baik untuk meredam aksi tawuran. Lalu kegiatan seni juga sangat baik untuk membangun mental dan hati. Pasalnya seorang seniman dinilai lebih memiliki hati yang lembut.

Bagaimanpun kegiatan yang diadakan pihak sekolah merupakan jalan keluar untuk menampung “passion” para siswa. Sekolah dengan resmi membentuk dan menjalankan kegiatan ini, pastinya ada pengawasan dari setiap kegiatan. Jadi orangtua tidak perlu khawatir.

 

LULUSAN SMK harus SANTUN MANDIRI dan KREATIF

Standard karakter yang baik bagi lulusan SMK adalah Santun Mandiri Kreatif, ini pengertianya :

Santun

Santun merupakan karakter menghormati dan sangat menyatu dengan yang lebih tua, lebih muda, sesamanya, menghormati budaya, peradaban, peraturan, kesusilaan, undang-undang dan SOP. Menghornati guru adalah perwujudan sikap santun. Santun berarti menggunakan kata-kata yang baik dan sopan juga memperlihatkan sikap simpati dan empati kepada semua orang.

Mandiri

Mandiri adalah sikap tidak menggantungkan diri dan bertumpu pada orang lain. Siswa/siswi harus mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah mereka sebisa mungkin tanpa bantuan orang lain. Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, tidak mencontek merupakan wujud hakiki dari kemandirian. Siswa/siswi harus bertanggungjawab atas apa yang dia pelajari dan harus menerima apapun hasil yang di dapat nanti. Mandiri juga bisa melatih siswa/siswi untuk memiliki jiwa besar, karena sikap ini sangat bermanfaat untuk masuk ke dunia kerja nanti.

Kreatif

Kreatif adalah kemampuan bersikap dan berfikir untuk mewujudkan gagasan atau ide yang inovatif. Untuk bersaing di dunia kerja, siswa/siswi SMK harus mampu berfikir dan bersikap kreatif, mereka harus menciptakan gagasan yang belum pernah ada sebelumnya, menciptakan mahakarya yang di sukai khalayak banyak.

 

Lalai Ber-ETIKA

Di Jalan                : Maut Menanti Setiap Saat

Di Media Sosial    : Penjara Menanti Hidup Mu

Di Sekolah            : Kegagalan Menjemputmu

Di Lingkungan      : Menuai Pengucilan

Di Rumah             : Dijauhkan Dari Rezaki

Di Pekerjaan         : Berakhir Pemecatan

Di Mana Pun         : Menuai Petaka

*) Gusmar

 

NASIHAT ORANGTUA

Ada istilah orangtua juga pernah muda. Artinya, orangtua lebih punay pengalaman dibandingkan anaknya. Ketika orangtua selalu “bawel” kepada anaknya, itu berarti orangtua ingin anaknya lebih maju daripada orangtuanya. Orantua pasti akan sangat sering memberi wejangan agar anaknya hidup lebih baik dan berada dijalan yang benar dalam konteks kehidupan beragama dan sosial.

Tapi yang sering terjadi adalah, ketika memasuki fase Akil Baligh, anak justru memahami nasihat orangtua sebagai suatu penghalang. Mereka merasa ruang gerak mereka dibatasi, mereka yang ingin bebas melakukan hal apapun merasa di kekang. Harusnya, siswa/siswi memahami arti kata-kata orangtua. Orangtua takut anaknya ikut pergaulan bebas, takut anaknya tawuran dan bebagai macam hal negative lainya. Dari rasa khawatir dan takut ini timbul sikap cenderung mengawasi secara intens, siswa/siswi akan selalu dtanya darimana mereka, mau kemana, apa yang sedang dilakukan bahkan masih ada orangtua yang rela mengantar jemput anaknya sekolah, padahal anaknya sudah duduk dibangku SMK.

Orangtua sangat merindukan senyum manis anaknya, bukan muka jengkel atau marah ketika diberi nasihat. Karena senyum anak berdampak besar bagi psikologi oangtua, orangtua akan bertambah semangatnya dalam mencari nafkah untuk anaknya. Senyum anak juga merupakan representasi dari ras syukur atas apa yang diberikan orangtua. Punya anak penurut merupakn dambaan setiap orangtua di dunia ini. Tidak ada orangtua yang ingin menjerumuskan anaknya ke jalan yang salah, orangtua hanya ingin anaknya menjadi pribadi yang Santun, Mandiri dan Kreatif seperti tujuan utama sekolah di SMK.

Orangtua tidak akan pernah meminta balas jasa dari anaknya, mereka Cuma menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Maka dari itu, SMK dinilai wadah yang teapat untuk membangun karakter anak. Mereka secara langsung diajarkan dan dibimbing untuk siap kerja dan bertanggungjawab atas pekerjanya.

Setiap orangtua juga menginginkan anaknya menjadi penerus mereka. Melanjutkan apa yang belum bisa tercapai. Dan, menjadi tulang punggung mereka.

Guru dan orangtua selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Bukan perkara mudah untuk mengasuh anak dari kecil hinga dewasa, untuk guru tidaklah mudah membimbing 20 anak dalam satu kelas, mereka punya sifat dan sikap yang berbeda. Guru harus bisa membaur agar siswa merasa nyaman saat berada di sekolah.

Intinya, saat orangtua dan guru memberi nasihat, berarti mereka ingin yang terbaik untuk anak/siswa. Mendengarkan nasihat juga merupakan sarana pembentukan karakter yang berjiwa besar. Banyak orang yang senang di dengar tapi tidak mau mendengar. Jika dibahas dalam konsep ilmu komunikasi, Komunikator adalah Orangtua/guru dan Komunikan adalah anak/siswa. Masing-masing individu punya konsepsi kebahagian sendiri, akan ada “noise” saat proses komunikasi, artinya apa yang orangtua inginkan dan anak inginkan belum tentu sama. Jika tidak ada kesamaan konsepsi kebahagian, maka tidak aka nada “feedback” dari komunikan. Komunikan yang pasif menjadi penghalang penyampaian isi pesan yang baik dan efektif. Maka orangtua/guru sebagai komunikator sebisa mungkin memahami apa yang anak/siswa rasakan dan alami. Dengan memahami itu semua, maka akan terjalin ikatan emosional dan proses mendidik, menasihati akan berjalan dengan lancar. Mencoba masuk ke dunia anak merupakan salah satu jalan untuk mencapai konsepsi kebahagiaan dari kedua belaj pihak. Orangtua tidak terkesan otoriter dan si anak tidak terkesan membangkang. Semua punya visi dan misi yang sama. Dengan banyak berinteraksi dengan anak seperti bincang santai, beribadah berjamaah dengan keluarga, bisa menjadi solusi untuk anak yang “keras” hati dan pikiranya menjadi lembut dan bersahaja.

Selalu panjatkan doa kepada Tuhan yang maha esa, dan terus berinteraksi kepada anak akan membantu proses pengembangan diri anak dan menjadi pembelajaran bagi orangtua.

 

PENYEBAB “NGANGGUR”

Hidup adalah proses, dengan selesai mengikuti pencerahan tidak serta merta anak akan langsung sukses dan meraih cita-citanya.

Banyak upaya yang harus dijalani, butuh waktu. Kata orang bijak, “Hasil tidak akan berdusta kepada usaha”. Maka memang perlu ihktiar yang lebih dan doa yang tidak terputus untuk meraih harapan.

Saat proses melamar kerja banyak tahap yang harus dilewati, seperti seleksi administrasi, psiko tes, wawancara dan tes kesehatan. Banyak factor yang membuat anak tidak lolos seleksi, misalnya ketidaksiapan dokumen saat seleksi administrasi atau tidak lolos tes kesehatan karena kondisi fisik yang tidak stabil akibat kebiasaan hidup tidak sehat saat masih sekolah dulu. Semua itu adalah masalah baru yang harus dihadapi dan sedikit banyaknya menjadi momok bagi para pelamar kerja.

Intinya, para lulusan SMK yang sudah di gembleng saat sekolah, harus memperhatikan tiap detail yang diminta saat melamar pekerjaan. Siapkan segala keperluan administrative, mental dan fisik secara matang. Untuk yang memiliki eiwayat penyakit bisa cek kesehatan ke dokter atau puskesmas. Lalu bagi yang sehat jasmani juga perlu mempersiapkan mental secara baik. Tes wawancara menjadi langkah akhir untuk bisa berkerja di suatu tempat. Maka perlu kesiapan secara matang dari pelamar.

Dengan mempersiapkan semua secara detail dan lengkap, maka kemungkinan untuk diterima di perusahaan tempat melamar kerja menjadi lebih besar. Sisanya, serahkan kepada Tuhan dan banyak berdoa meminta petunjuk dan rezekinya.

27 Paskibraka Tapteng Dikukuhkan Bupati

Sebanyak 27 orang Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih (Paskibraka) Kabupaten Tapanuli Tengah, yang akan bertugas menaikkan dan menurunkan bendera merah putih pada perayaan HUT RI ke 73 di Kabupaten Tapanuli Tengah, dikukuhkan langsung oleh Bupati Selasa sore, (14/8) di Pandan.

Para Paskibraka yang dikukuhkan ini berasal dari SMA-SMK se-Tapteng yang sudah lolos seleksi oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tapanuli Tengah yang selanjutnya dilatih oleh pembina.

Dari 27 Paskibraka yang dikukuhkan, 14 orang adalah laki-laki dan 13 orang perempuan. Selama menjalani latihan sampai selesai melaksanakan tugasnya, mereka dikarantina dan diawasi.

Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani dalam bimbingannya menyampaikan, bahwa bangsa Indonesia setiap tahunnya memperingati hari kemerdekaan. Kegiatan itu bukanlah seremonial semata melainkan bahan refleksi untuk mengenang bagaimana perjuangan para pahlawan bangsa merebut kemerdekaan itu. Dan Paskibraka adalah unsur penting dalam setiap peringatan hari kemerdekaan. Untuk itulah acara pengukuhan hari ini adalah penting, karena menjadi sejarah berharga bagi para Paskibraka.

“Berbanggalah anak-anakku sekalian bisa menjadi anggota Paskibraka Kabupaten Tapanuli Tengah, karena tidak semua bisa menjadi anggota Paskribaka. Dari sekian banyak siswa SMA-SMK se Tapanuli Tengah, kalianlah yang terpilih menjadi pasukan pengibar bendera merah putih. Laksanakanlah tugas penting ini dengan baik dan penuh tanggung jawab. Jaga kesehatan agar tampil prima pada saat melaksanakan tugas nanti di Kabupaten Tapanuli Tengah,”kata Bupati.

Bupati juga mengucapkan terimakasih juga kepada orangtua siswa yang sudah mempercayakan anak-anaknya untuk dilatih para pembina. Kiranya prestasi itu menjadi pendorong bagi Paskibraka untuk menggapai cita-citanya.

Sebelum dikukuhkan oleh Bupati, seluruh Paskibraka terlebih dahulu bersumpah dan berjanji untuk cinta tanah air dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Usai bersumpah dilanjutkan dengan mencium bendera merah putih dan pemasangan selempang secara simbolis oleh Bupati.

Kadis Kepemudaan dan Olahraga Tapanuli Tengah, Hikmal Batubara menjelaskan, adapun para pelatih Paskibraka terdiri dari TNI dan Polri yang berugas selama 18 hari. Dan keseluruhan anggota Paskibraka Tapteng dinyatakan siap untuk melaksanakan tugasnya.

Hadir adalam acara pengukuhan ini Wakil Bupati Darwin Sitompul, Kapolres Tapteng AKBP Heri Setyo Budi, Ketua PN Sibolga, mewakili Danrem 023/KS, memawakili Dandim 0211/TT dan mewakili Danlanal Sibolga.

Berikut nama-nama anggota Paskibraka Tapteng tahun 2018 dan asal sekolahnya:

  1. Ahmad Rizky Ananda Sibarani dari SMAN 1 Barus
  2. Aldinur Syahdin Simbolon dari SMAN 1 Matauli Pandan
  3. Bunga Suci Pelita Simanungkalit dari SMAN 1 Tukka
  4. Desmon Tiroy Sibagariang dari SMAN 1 Matauli Pandan
  5. Feby Astinayati Sitompul dari SMAN 1 Pinangsori
  6. Ferdinand Hutauruk dari SMKN 1 Badiri
  7. Gabriel Hernie Josua Aritonang dari SMA Swasta Yapim
  8. Ganis Amalia Sri Banun Aritonang dari SMAN 1 Matauli Pandan
  9. Hamdan Habibi Sinaga dari SMAN 1 Matauli Pandan
  10. Icasia Hany Kalena dari SMAN 1 Matauli Pandan
  11. Iga Mawarni Pohan dari SMK Muhammadiyah 11 Sibuluan
  12. Jefri Ansyah Lumbantobing dari MAN Pandan
  13. Jeremy Alfredo Sibagariang dari SMAN 1 Tukka
  14. Lila Masitho Panggabean dari SMAN 1 Tukka
  15. Marhan Avanda Ramadhan Harahap dari SMAN 1 Matauli Pandan
  16. Mufit Arifin Batubara dari SMAN 2 Tukka
  17. Mutiara Aini dari SMAN MAN Sorkam
  18. Natalia dari SMAN 1 Matauli Pandan
  19. Putri Aisyura Gea dari SMK Muhammadiyah 11 Sibuluan
  20. Reymond Agung Hutabarat dari SMAN 1 Matauli Pandan
  21. Risno Marito Siregar dari SMAN 1 Barus
  22. Rivaldo Sibagariang dari SMAN 1 Sorkam Barat
  23. Samaro Apipa Sitompul dari MAN Pandan
  24. Sepita Sasmita Manik dari SMAN 1 Pinangsori
  25. Syamsinar Panggabean dari SMAN 1 Matauli Pandan
  26. Teguh Christhover Baene dari SMAN Swasta Fransiskus
  27. Uswatun Hasanah Simanjuntak dari MAN Barus

 

Juknis Pengisian Blangko Ijazah SMK T.P. 2017/2018

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara khusus dikembangkan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai tenaga terampil tingkat menengah. Lulusan SMK merupakan output dari sebuah proses pembelajaran dan evaluasi berbasis kompetensi (competency-based learning and assessment). Pada puncaknya SMK menyelenggarakan Uji Kompetensi Keahlian yang merupakan bagian dari Ujian Nasional. Hasil uji kompetensi menjadi indikator ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan. Ijazah sebagai surat atau keterangan tanda lulus dari satuan pendidikan harus mampu merefleksikan proses pembelajaran dan evaluasi berbasis kompetensi yang diselenggarakan oleh SMK.

Merujuk Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 016/H/EP/2018 tanggal 5 Maret 2018 tentang Bentuk, Spesifikasi, dan Pengisian Blanko Ijazah pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2017/2018, bersama ini Direktorat Pembinaan SMK menyusun Petunjuk Teknis Pengisian Blangko Ijazah SMK Tahun Pelajaran 2017/2018. Blangko ijazah terdiri dari dua muka dicetak bolak balik, yaitu halaman depan dan halaman belakang. Halaman depan memuat identitas pemegang ijazah dan pernyataan kelulusan sedangkan halaman belakang memuat daftar mata pelajaran dan nilai rata-rata rapor dari semester 1 sampai dengan semester 6 dan nilai ujian sekolah.

Petunjuk Teknis Pengisian Blangko Ijazah SMK Tahun Pelajaran 2017/2018 disusun sebagai acuan bagi Dinas Pendidikan Provinsi dan SMK dalam mencetak halaman belakang ijazah serta cara mengisi ijazah berdasarkan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Demikian petunjuk teknis ini disusun untuk dapat dipergunakan dengan sebaik-sebaiknya.

[button color=”green” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” link=”https://drive.google.com/uc?authuser=0&id=1SAI8nGf7rEpSFOjAsj5H8MJUu4sDBA-B&export=download” target=”_blank” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Juknis[/button]

[button color=”green” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” link=”https://drive.google.com/uc?authuser=0&id=1TggkXoP5T1nech-LN9RRk6BqXH1NXJPM&export=download” target=”_blank” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Halaman Belakang Ijazah[/button]

Pelatihan Berbasis Kompetensi – Juli 2018

Dokumentasi kegiatan Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk persiapan peserta didik yang akan melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) sebagai bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) tingkat XII (Dua Belas) periode Juli – November 2018, yang dilaksanakan di SMK Swasta Muhammadiyah 11 Sibuluan Kabupaten Tapanuli Tengah tanggal 18 s.d. 25 Juli 2018.

Perdirjen Dikdasmen No. 07/D.D5/KK/2018 (Struktur Kurikulum SMK)

Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 07/D.D5/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

[button color=”green” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” link=”https://drive.google.com/file/d/1aWv7B7XXC9SMu8iojrEF1-6WMT8zyIhm/view?usp=sharing” target=”_blank” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Perdirjen Dikdasmen No. 07/D.D5/KK/2018[/button]

Perdirjen Dikdasmen No. 06/D.D5/KK/2018 (Spektrum SMK)

Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 06/D.D5/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

[button color=”green” bgcolor=”#” hoverbg=”#” textcolor=”#” texthcolor=”#” bordercolor=”#” hoverborder=”#” link=”https://drive.google.com/file/d/1XgaR5Bd3wcV-oB0SFFkdt_N5cFj9gHf0/view?usp=sharing” target=”_blank” radius=”0″ outer_border_color=”#” icon_color=”#”]Unduh Perdirjen Dikdasmen No. 06/D.D5/KK/2018[/button]